Kisah Garugiwa, Burung 'Arwah' Penjaga Danau Kelimutu

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Kisah Garugiwa, Burung 'Arwah' Penjaga Danau Kelimutu

Wahyu Setyo - detikTravel
Jumat, 21 Agu 2015 07:20 WIB
Papan informasi Burung Garugiwa di Taman Nasional Kelimutu (Wahyu/detikTravel)
Ende - Mitos Danau Kelimutu di Ende, NTT, tak hanya soal warnanya yang kerap berubah saja. Ada juga kisah tentang burung Garugiwa, yang oleh masyarakat setempat disebut sebagai burung 'arwah', sang penjaga Danau Kelimutu.

"Burung Garugiwa ini aneh. Wujudnya itu nggak kelihatan, tapi suaranya ada terus. Suaranya ada 15 macam lagi. Orang-orang sini menyebutnya burung 'arwah'," ujar Eduard Riwu, pemandu yang menemani detikTravel menjelajah Danau Kelimutu pada Jumat (14/8/2015) silam.

Burung Garugiwa dipercaya hanya muncul pada saat tertentu saja. Misalnya pada saat menjelang Upacara Pati Ka Du'a Bapu Ata Mata. Kicaunya yang nyaring terdengar sedari pagi, tepat sehari sebelum upacara adat itu dilaksanakan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Masyarakat Suku Lio percaya barang siapa ada orang melukai atau membunuh burung ini, pelakunya akan mendapatkan kutukan atau celaka. Pesan orangtua, burung ini harus dijaga dengan baik karena sangat langka," kata Eduard.

Sosok burung Garugiwa memang misterius. Hanya sedikit traveler yang bisa melihat wujud burung ini. Padahal burung ini selalu berkicau dari mulai pagi pukul 06.00 hingga pukul 10.00 WITA. Suaranya juga terdengar dekat, di sekitar hutan arboretum saja.

Mungkin traveler kurang jeli dalam mengamati burung ini, atau memang ada kekuatan mistik tersendiri yang dimiliki burung ini, yang jelas burung Garugiwa termasuk jenis burung yang dilindungi dan sangat langka. Studi terakhir mengungkapkan populasi burung ini tidak lebih dari 20-an ekor, dengan luasan wilayah survey sekitar 20 hektar.

Sebenarnya burung Garugiwa dikenal juga sebagai Kancilan Flores, atau dalam bahasa ilmiahnya biasa dipanggil (Pachycephala nudigula). Burung jenis ini memang dikenal sebagai peniru suara yang ulung, tak heran jika dia bisa sampai memiliki 15 jenis suara atau bahkan lebih.

Garugiwa memiliki warna bulu di bagian kepala hitam, sementara bulu di bagian sayap dan ekor berwarna hijau. Bulu di bagian bawah tubuhnya agak kekuningan, serta memiliki paruh berwarna hitam bergaris putih di bagian tengahnya.

Dengan warna seperti itu, pantas saja jika burung Garugiwa susah untuk dilihat karena warnanya sama dengan pepohonan hijau yang jadi tempatnya bertengger. Perilakunya yang menyendiri semakin menambah sukar traveler yang ingin mengamatinya.

Terlepas dari benar atau tidaknya mitos tentang burung 'arwah' ini, Garugiwa tetaplah melekat di Danau Kelimutu dan tidak bisa ditemukan di tempat lain. Semoga burung ini tetap lestari dan jauh dari kepunahan.

Traveler yang penasaran, langsung saja menuju ke Danau Kelimutu yang terletak di Kabupaten Ende, NTT. Selain bisa menyaksikan kedahsyatan danau tiga wrana Kelimutu, traveler juga bisa mendengarkan kicauan burung 'arwah' yang tidak ada duanya ini.

(sst/sst)

Hide Ads