Serunya Pacuan Kuda di Belu, NTT

Pacuan kuda di pedalaman NTT digelar di Desa Tniumanu, Kabupaten Belu. Lokasinya sekitar 2 jam dari Kota Atambua. Pacuan kuda ini digelar tiap tahun sejak 1986 (Sastri/ detikTravel)

Tiap tahun, pacuan kuda digelar selama 1 minggu antara bulan Oktober-November. Tiap hari ada sekitar 140 kuda yang ikut serta. detikTravel bersama rombongan Kemenparekraf menyambangi Desa Tniumanu pada Jumat (25/10) lalu (Sastri/ detikTravel)

Kuda-kuda ini berasal dari berbagai daerah. Ada yang dari Kupang, Kabupaten Belu, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), juga Timor Leste (Sastri/ detikTravel)

Meski letaknya terpencil, tak sedikit pengunjung yang menonton pacuan kuda ini. Mereka datang dari desa-desa terdekat, sampai kota besar seperti Dili dan Kupang (Sastri/ detikTravel)

Kuda dengan tinggi 140-170 cm berlomba di lintasan 600 meter. Kuda-kuda setinggi 180-190 meter berlomba di lintasan 800 meter. Sementara kuda yang tingginya mencapai 2 meter, lintasannya 1 Km. Ini berarti mengelilingi 1 lintasan penuh (Sastri/ detikTravel)

Satu babak diikuti oleh 5-6 kuda. Masing-masing dinaiki joki yang adalah anak laki-laki. Mereka menunggang kuda tanpa menggunakan pelana (Sastri/ detikTravel)

Ini adalah salah satu kuda dari Timor Leste, namanya Gadis Mata-mata. Pria di sebelahnya bukanlah joki, melainkan pelepas. Pelepas biasanya adalah pemilik kuda, sementara joki adalah anak laki-lakinya (Sastri/ detikTravel)

Lintasan pacuan kuda membentang luas di lahan gersang. Lintasannya tepat sepanjang 1 Km (Sastri/ detikTravel)

Pemenang tiap babak digiring ke belakang tribun. Para pemenang ini akan berlomba di final keesokan harinya (Sastri/ detikTravel)

Pacuan kuda di pedalaman NTT digelar di Desa Tniumanu, Kabupaten Belu. Lokasinya sekitar 2 jam dari Kota Atambua. Pacuan kuda ini digelar tiap tahun sejak 1986 (Sastri/ detikTravel)
Tiap tahun, pacuan kuda digelar selama 1 minggu antara bulan Oktober-November. Tiap hari ada sekitar 140 kuda yang ikut serta. detikTravel bersama rombongan Kemenparekraf menyambangi Desa Tniumanu pada Jumat (25/10) lalu (Sastri/ detikTravel)
Kuda-kuda ini berasal dari berbagai daerah. Ada yang dari Kupang, Kabupaten Belu, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), juga Timor Leste (Sastri/ detikTravel)
Meski letaknya terpencil, tak sedikit pengunjung yang menonton pacuan kuda ini. Mereka datang dari desa-desa terdekat, sampai kota besar seperti Dili dan Kupang (Sastri/ detikTravel)
Kuda dengan tinggi 140-170 cm berlomba di lintasan 600 meter. Kuda-kuda setinggi 180-190 meter berlomba di lintasan 800 meter. Sementara kuda yang tingginya mencapai 2 meter, lintasannya 1 Km. Ini berarti mengelilingi 1 lintasan penuh (Sastri/ detikTravel)
Satu babak diikuti oleh 5-6 kuda. Masing-masing dinaiki joki yang adalah anak laki-laki. Mereka menunggang kuda tanpa menggunakan pelana (Sastri/ detikTravel)
Ini adalah salah satu kuda dari Timor Leste, namanya Gadis Mata-mata. Pria di sebelahnya bukanlah joki, melainkan pelepas. Pelepas biasanya adalah pemilik kuda, sementara joki adalah anak laki-lakinya (Sastri/ detikTravel)
Lintasan pacuan kuda membentang luas di lahan gersang. Lintasannya tepat sepanjang 1 Km (Sastri/ detikTravel)
Pemenang tiap babak digiring ke belakang tribun. Para pemenang ini akan berlomba di final keesokan harinya (Sastri/ detikTravel)