Unik, Tempat Titip Doa di Tokyo

Kuil Meji dibangun oleh pemerintah Jepang pada tahun 1920 untuk mengenang Kaisar Meiji. Kuilnya berlokasi di kawasan Shibuya, tepatnya di seberang Stasiun Meiji-jingumae (Afif/detikTravel)
Dari pintu gerbang Kuil Meji, Anda masih harus berjalan sekitar 5 menit untuk tiba di kuilnya. Tapi tenang saja, di kanan dan kiri terdapat belasan ribu pohon. Udaranya sejuk! (Afif/detikravel)
Suasana di depan kuilnya sangat ramai orang yang sedang berdoa. Kuil Meji sendiri merupakan kuil Shinto, yang mana diperuntukan untuk mendoakan sang kaisar dan istrinya, Permaisuri Shoken. (Afif/detikTravel)
Mereka mendoakan Kaisar Meiji, dengan cara melempar koin (dengan nominal berapa pun) lalu menggengam tangan (berdoa). Kemudian, menepuk tangan sebanyak dua kali dan kembali menggengam tangan, kemudian membungkukukan badan di akhirnya (Afif/detikTravel)
Tepat di depan kuilnya, terdapat satu pohon besar yang dikelilingi potongan-potongan kayu. Di potongan kayu itulah, doa-doa titipan dari semua orang dan juga para turis tertulis (Afif/detikTravel)
Potongan kayunya bernama Ema yang biasa ditemui di kuil-kuil Shinto. Di sinilah, Ema berukuran kecil, biasanya berbentuk segi lima (bentuk rumah berikut atapnya) (Afif/detikTravel)
Yang tertera di palakat kayunya, bisa berupa harapan, doa atau rasa syukur kepada Sang Pencipta. Menariknya, doa titipan yang ditulis di Ema bermacam-macam bahasanya (Afif/detikTravel)
Traveler harus membayar beberapa ratus Yen untuk bisa menulis di Ema tersebut. Setiap pagi Ema akan diberkati oleh pendeta kuil, yang diharapkan doa atau harapan dari setiap orang yang menitipkannya terkabul (Afif/detikTravel)
Percaya tidak percaya, konon Ema di Kuil Meiji dinilai sebagai tempat mujarab untuk mengabulkan doa. Bahkan, orang-orang rela mengantre berlama-lama agar bisa menitipkan doanya di sana (Afif/detikTravel)
Kuil Meji dibangun oleh pemerintah Jepang pada tahun 1920 untuk mengenang Kaisar Meiji. Kuilnya berlokasi di kawasan Shibuya, tepatnya di seberang Stasiun Meiji-jingumae (Afif/detikTravel)
Dari pintu gerbang Kuil Meji, Anda masih harus berjalan sekitar 5 menit untuk tiba di kuilnya. Tapi tenang saja, di kanan dan kiri terdapat belasan ribu pohon. Udaranya sejuk! (Afif/detikravel)
Suasana di depan kuilnya sangat ramai orang yang sedang berdoa. Kuil Meji sendiri merupakan kuil Shinto, yang mana diperuntukan untuk mendoakan sang kaisar dan istrinya, Permaisuri Shoken. (Afif/detikTravel)
Mereka mendoakan Kaisar Meiji, dengan cara melempar koin (dengan nominal berapa pun) lalu menggengam tangan (berdoa). Kemudian, menepuk tangan sebanyak dua kali dan kembali menggengam tangan, kemudian membungkukukan badan di akhirnya (Afif/detikTravel)
Tepat di depan kuilnya, terdapat satu pohon besar yang dikelilingi potongan-potongan kayu. Di potongan kayu itulah, doa-doa titipan dari semua orang dan juga para turis tertulis (Afif/detikTravel)
Potongan kayunya bernama Ema yang biasa ditemui di kuil-kuil Shinto. Di sinilah, Ema berukuran kecil, biasanya berbentuk segi lima (bentuk rumah berikut atapnya) (Afif/detikTravel)
Yang tertera di palakat kayunya, bisa berupa harapan, doa atau rasa syukur kepada Sang Pencipta. Menariknya, doa titipan yang ditulis di Ema bermacam-macam bahasanya (Afif/detikTravel)
Traveler harus membayar beberapa ratus Yen untuk bisa menulis di Ema tersebut. Setiap pagi Ema akan diberkati oleh pendeta kuil, yang diharapkan doa atau harapan dari setiap orang yang menitipkannya terkabul (Afif/detikTravel)
Percaya tidak percaya, konon Ema di Kuil Meiji dinilai sebagai tempat mujarab untuk mengabulkan doa. Bahkan, orang-orang rela mengantre berlama-lama agar bisa menitipkan doanya di sana (Afif/detikTravel)