Museum Sumpah Pemuda yang menjadi lokasi Kongres Pemuda II, sekaligus lokasi dari pembacaan teks Sumpah Pemuda pada tahun 1932. Dahulu, museum ini merupakan kostan para pemuda (Randy/detikTravel)
Ruang pertama adalah ruang pengenalan yang dilengkapi dengan diorama pemuda yang terlihat sedang belajar. Tampak juga pajangan buku tua yang disusun rapi di atas meja (Randy/detikTravel)
Ruang kedua adalah bekas kamar kost yang diisi oleh plakat serta replika bendera perjuangan para jong dahulu kala. bendera asli masih ada dan disimpan oleh pihak museum (Randy/detikTravel)
Ruang ketiga yang dahulu dipakai oleh para pemuda untuk mendengarkan informasi dari radio. Dari ruangan ini para pemuda memilah informasi terkait pergerakan Belanda (Randy/detikTravel)
Ruang utama museum yang menampilkan diorama Kongres Pemuda II tahun 1932. Traveler juga dapat melihat tulisan naskah Sumpa Pemuda sekaligus teks asli dari lagu Indonesia Raya di bagian dindingnya (Randy/detikTravel)
Diorama versi mini yang menampilkan ilustrasi Kongres Pemuda II. Di lokasi yang sama, dahulu memang menjadi tempat dilakukannya kongres (Randy/detikTravel)
Ruangan yang menampilkan suasana serta tampilan pemuda di tahun 1930-an. Tampak diorama pemuda Jawa yang mengenakan sarung, blangkon, dan tengah membaca koran, serta kemeja putih lengan panjang dan celana bahan (Randy/detikTravel)
Ruang WR Soepratman yang dibuat khusus untuk sang pengarang lagu Indonesia Rasa. Traveler dapat melihat biola asli peninggalan WR Soepratman beserta piringan hitam yang menyimpan rekaman lagunya (Randy/detikTravel)
Ruangan yang menampilkan sejarah Pramuka atau Pandu. Terlihat diorama yang mengenakan seragam pramuka, beserta bendera pramuka yang sudah lapuk. Tampak juga sejarah pramuka yang tertulis di bagian dindingnya (Randy/detikTravel)
Ruang kontemplasi yang dihiasi oleh berbagai tulisan dan pesan-pesan perjuangan para pemuda. Setelah melihat seisi museum, traveler diajak untuk merenungkan jasa dan perjuangan para pemuda demi kemerdekaan (Randy/detikTravel)