Yang pertama biola. Menurut penjaga rumah, biola ini pernah digunakan oleh Bung Karno sewaktu di Ende. Beliau suka sekali bermain musik untuk mengusir sepi, biasanya dimainkan di Lapangan Pancasila dan sekitar Taman Renungan Bung Karno (Wahyu/detikTravel)
Kursi dan meja tamu yang diletakkan di bagian depan rumah. Kursi dan meja inilah yang digunakan untuk menjamu tamu yang berkunjung ke rumahnya semasa dia diasingkan. Kursinya masih asli dan dilindungi oleh bingkai kaca agar idak diduduki oleh pengunjung (Wahyu/detikTravel)
Foto koleksi yang menunjukkan Soekarno bersama dengan para sahabatnya sewaktu dibuang ke Ende. Foto ini tergantung dengan rapi di bagian depan situs rumah pengasingan Bung Karno (Wahyu/detikTravel)
Foto berikutnya menunjukkan Soekarno bersama dengan Istri, Ibu Mertua, serta kedua anak angkatnya ditemani beberapa sahabat di depan rumah pengasingan (Wahyu/detikTravel)
Tentu saja ada foto keluarga Bung Karno bersama dengan Ibu Inggit Garnasih. Soekarno masih berusia 33 tahun saat dibuang ke Ende, dan Ibu Inggit dengan setia menemani (Wahyu/detikTravel)
Koleksi dulang dan alas kuningan yang pernah dipergunakan oleh Soekarno. Rata-rata benda koleksi di sini disumbangkan oleh sahabat Bung Karno, melalui ahli warisnya yang diserahkan ke Yayasan Bung Karno (Wahyu/detikTravel)
Inilah tongkat yang dipergunakan oleh Presiden Pertama RI, Ir. Soekarno yang menjadi ciri khasnya. Sudah demikian melekat di ingatan traveler, bahwa dimana Bung Karno berdiri, pasti beliau akan ditemani oleh dua tongkat kesayangannya ini (Wahyu/detikTravel)
Selain koleksi benda-benda kesayangan, perangkat makan dari keramik yang pernah digunakan oleh Bung Karno pun disimpan di sini. Piringnya ada yang penuh hiasan, dan ada pula yang polos (Wahyu/detikTravel)
Bahkan, surat keterangan kawin antara Bung Karno dengan Ibu Inggit Garnasih pun ada. Sebelum dibuang ke Ende memang Bung Karno sudah tercatat telah menikahi Ibu Inggit. Saat dibuang ke Ende pun, Ibu Inggit dengan setia menamani Bung Karno (Wahyu/detikTravel)
Namun sayang, kesetiaan Ibu Inggit tidak terbalas. Pernikahan mereka berakhir ketika Bung Karno meminta izin untuk menikah lagi. Ibu Inggit yang tidak mau dimadu, akhirnya meminta cerai dari Bung Karno. Surat cerainya pun tersimpan di Rumah Pengasingan Bung Karno di Ende (Wahyu/detikTravel)