Pokhara adalah salah satu kota favorit turis di Nepal, selain tentunya Kathmandu yang jadi ibukotanya. Salah satu aktivitas yang tak boleh dilewatkan di kota ini adalah tandem paralayang (Sastri/detikTravel)
detikTravel menyambangi Nepal pada Maret 2015 silam, beberapa minggu sebelum gempa melanda negeri eksotis tersebut. Waktu itu harga paralayang adalah USD 90 (Rp 1,2 juta), untuk 20-30 menit di ketinggian (Sastri/detikTravel)
Paralayang dimulai dari atas bukit. Terasa sangat lama, karena tekanan udara akan membuat traveler mudah mual terutama yang tidak biasa dengan ketinggian. Paralayang akan berakhir dengan manuver dari tandem kita, menuju pinggiran Danau Phewa (Sastri/detikTravel)
Pokhara jadi spot paralayang favorit dan disebut-sebut terindah di dunia, karena traveler bisa melihat Pegunungan Annapurna sekaligus Danau Phewa yang terkenal indah (Sastri/detikTravel)
Udara dan cuaca di Pokhara juga sangat menyenangkan. Waktu itu suhu berkisar antara 20-24 derajat Celcius, angin berhembus sejuk namun cahaya matahari tetap bersinar hangat (Sastri/detikTravel)
Danau Phewa adalah salah satu atraksi utama di Kota Pokhara. Danau ini membentang luas, dipagari perbukitan hijau (Sastri/detikTravel)
Tandem paralayang akan mendaratkan payung raksasanya di pesisir Danau Phewa (Sastri/detikTravel)
Meski ada banyak operator paralayang di Pokhara, tak ada perbedaan harga antara satu operator dengan yang lainnya. Rupanya hal itu sudah menjadi kebijakan di Pokhara (Sastri/detikTravel)