Belajar Hidup Sederhana dari Suku Abui di Alor

30 Km dari pusat kota Kabupaten Alor, ada kampung dengan suku-suku asli yang begitu eksotis. Salah satunya dalah suku Abui (Rengga/detikTravel)
Suku ini tinggal di rumah kayu dengan atap jerami. Berada di Kampung Takpala, suku ini mendiami 15 rumah adat dengan 13 kepala keluarga. 2 Dari rumah adat tersebut terbilang spesial karena tidak sembarang orang bisa masuk ke sana (Rengga/detikTravel)
Salah satu warga suku dengan keterampilan memanah. Suku ini tinggal di atas pegunungan dan bergantung hidup pada hasil bumi di hutan belakang kampung mereka (Rengga/detikTravel)
Suku Abui juga terkenal dengan keramahannya. Mereka senang jika ada pengujung yang datang ke kampungnya. Tanpa berlama-lama, mereka akan menari Lego-lego (Rengga/detikTravel)
Lego-lego adalah tarian selamat datang yang dilakukan oleh para perempuan di suku tersebut. Dengan mengenakan pakaian adat yang senada, mereka mulai menyambut para pengunjung (Rengga/detikTravel)
Gerakannya memutar. Untuk porosnya adalah tumpukan batu di mana sering dilakukan ritual adat di situ (Rengga/detikTravel)
Satu yang bisa dicontoh dari suku ini adalah bagaimana mereka hidup sederhana. Tanpa merusak hutan, mereka bisa hidup dengan hasil secuil dari hutan tersebut. Hanya memungut biji-bijian yang jatuh dari pohon untuk dibuat pernak pernik yang nantinya akan dijual sebagai cinderamata (Rengga/detikTravel)
Salah satu ibu dari Suku Abui. Tak ada yang merusak atau membakar hutan seperti yang sedang terjadi saat ini. Mereka hidup selaras, sederhana tanpa rasa serakah (Rengga/detikTravel)
30 Km dari pusat kota Kabupaten Alor, ada kampung dengan suku-suku asli yang begitu eksotis. Salah satunya dalah suku Abui (Rengga/detikTravel)
Suku ini tinggal di rumah kayu dengan atap jerami. Berada di Kampung Takpala, suku ini mendiami 15 rumah adat dengan 13 kepala keluarga. 2 Dari rumah adat tersebut terbilang spesial karena tidak sembarang orang bisa masuk ke sana (Rengga/detikTravel)
Salah satu warga suku dengan keterampilan memanah. Suku ini tinggal di atas pegunungan dan bergantung hidup pada hasil bumi di hutan belakang kampung mereka (Rengga/detikTravel)
Suku Abui juga terkenal dengan keramahannya. Mereka senang jika ada pengujung yang datang ke kampungnya. Tanpa berlama-lama, mereka akan menari Lego-lego (Rengga/detikTravel)
Lego-lego adalah tarian selamat datang yang dilakukan oleh para perempuan di suku tersebut. Dengan mengenakan pakaian adat yang senada, mereka mulai menyambut para pengunjung (Rengga/detikTravel)
Gerakannya memutar. Untuk porosnya adalah tumpukan batu di mana sering dilakukan ritual adat di situ (Rengga/detikTravel)
Satu yang bisa dicontoh dari suku ini adalah bagaimana mereka hidup sederhana. Tanpa merusak hutan, mereka bisa hidup dengan hasil secuil dari hutan tersebut. Hanya memungut biji-bijian yang jatuh dari pohon untuk dibuat pernak pernik yang nantinya akan dijual sebagai cinderamata (Rengga/detikTravel)
Salah satu ibu dari Suku Abui. Tak ada yang merusak atau membakar hutan seperti yang sedang terjadi saat ini. Mereka hidup selaras, sederhana tanpa rasa serakah (Rengga/detikTravel)