Jembatan Rotan yang Menegangkan di Papua

Jembatan Mantimu berada di Desa Ugimba. Jembatan ini ada di bagian paling ujung desanya yang biasa digunakan masyarakat setempat untuk masuk ke hutan dan berburu. Hutan belantara yang tidak dihuni manusia! (Afif/detikTravel)
Jembatan Mantimu dibuat oleh masyarakat Ugimba. Bahannya rotan dan membentang sepanjang 30 meter, serta tinggi dari atas permukaan air mencapai 4 meter (Afif/detikTravel)
Di bawah jembatannya, adalah Sungai kemabu yang mengalir deras dan dalam. Aliran airnya sendiri berasla dari pegunungan di sekitar Puncak Carstensz dan super dingin (Afif/detikTravel)
Untuk melewati jembatan Mantimu, para pendaki harus berjalan satu per satu. Tidak bisa sekaligus, sebab dikhawatirkan rotannya tidak kuat menampung beban (Afif/detikTravel)
Kaki pun harus hati-hati melangkah. Berpeganganlah kepada rotan di kiri dan di kanan agar badan makin seimbang. Lihat terus ke depan (Afif/detikTravel)
Jika para pendaki harus berjalan pelan-pelan, maka tidak bagi porter yang merupakan masyarakat Ugimba. Mereka bisa berjalan cepat, meski membawa beban banyak (Afif/detikTravel)
Begitu tiba di ujung jembatannya, para pendaki dapat beristirahat di pinggiran sungai. Sekalian isi air minum, sekalian pula memotret jembatannya dari bawah. Jepret! (Afif/detikTravel)
Jembatan Mantimu berada di Desa Ugimba. Jembatan ini ada di bagian paling ujung desanya yang biasa digunakan masyarakat setempat untuk masuk ke hutan dan berburu. Hutan belantara yang tidak dihuni manusia! (Afif/detikTravel)
Jembatan Mantimu dibuat oleh masyarakat Ugimba. Bahannya rotan dan membentang sepanjang 30 meter, serta tinggi dari atas permukaan air mencapai 4 meter (Afif/detikTravel)
Di bawah jembatannya, adalah Sungai kemabu yang mengalir deras dan dalam. Aliran airnya sendiri berasla dari pegunungan di sekitar Puncak Carstensz dan super dingin (Afif/detikTravel)
Untuk melewati jembatan Mantimu, para pendaki harus berjalan satu per satu. Tidak bisa sekaligus, sebab dikhawatirkan rotannya tidak kuat menampung beban (Afif/detikTravel)
Kaki pun harus hati-hati melangkah. Berpeganganlah kepada rotan di kiri dan di kanan agar badan makin seimbang. Lihat terus ke depan (Afif/detikTravel)
Jika para pendaki harus berjalan pelan-pelan, maka tidak bagi porter yang merupakan masyarakat Ugimba. Mereka bisa berjalan cepat, meski membawa beban banyak (Afif/detikTravel)
Begitu tiba di ujung jembatannya, para pendaki dapat beristirahat di pinggiran sungai. Sekalian isi air minum, sekalian pula memotret jembatannya dari bawah. Jepret! (Afif/detikTravel)