Jalur pendakian ke Puncak Carstensz yang melalui kampung-kampung, bakal bertemu dengan lanskap padang savana. Tim Ekspedisi Jurnalis ke Carstensz 2015 pun tiba di hamparan padang savana setelah berjalan kaki 5 hari dari Desa Ugimba (Afif/detikTravel)
Sebelum tiba ke padang savana, para pendaki terlebih dulu menelusuri hutan hujan tropis dengan trek yang mendaki. Makin tinggi daratan, makin sulit bernafas karena oksigen yang mulai tips (Afif/detikTravel)
Padang savana pertama yang tim Ekspedisi Jurnalis ke Carstensz 2015, ada di ketinggian 3.700-an mdpl. Ketinggian yang sudah setara dengan Puncak Gunung Rinjani. Pemandangannya menakjubkan! (Afif/detikTravel)
Di sana terdapat pepohonan paku yang nama ilmiahnya Cyathea muelleri. Pepohonan ini sudah ada sejak periode zaman Jurrasic alias 4 juta tahun lalu! (Afif/detikTravel)
Karena lokasinya di ketinggian, maka cuaca di padang savananya pun sulit ditebak. Kadang tertutup kabut tebal, tapi selang berapa menit kemudian langsung cerah (Afif/detikTravel)
Selepas dari padang savana tersebut yang tidak memiliki nama, tim Ekspedisi Jurnalis ke Carstensz 2015 kembali bertemu padang savana di kawasan Gua Maximus. Yang satu ini lebih cantik (Afif/detikTravel)
Padang savananya sudah mencapai ketingian 4.000 mdpl. Gunung-gunung yang berwarna abu-abu dan diselimuti semak belukar menjadi latar belakang pemandangannya (Afif/detikTravel)
Padang savana ini pun tidak memiliki nama. Inilah padang savana terakhir sebelum menuju New Zealand Pass, yang mana treknya hanya tinggal berupa batu-batu saja tanpa rumput atau pepohonan (Afif/detikTravel)