Mengenal 7 Air Suci Majapahit

7 Macam air suci yang selalu dipakai dalam ritual Ruwat Sukerta yakni air kelapa, air laut tawar, air hujan, embun, sumber tempur, air sendang, serta air sumber dari 7 petirtaan situs Majapahit. Ritualnya dilakukan di Pendopo Agung, Trowulan, Mojokerto (Enggran Eko Budianto/detikTravel)
Air-air tersebut pun diambil dari lokasi yang berbeda. Seperti, ada yang dari Ujung Galuh di Surabaya, Pantai Ngobaran di Gunungkidul dan Petirtaan Panglukan di Bali (Enggran Eko Budianto/detikTravel)
Yang menarik, adalah air suci ke 7 diambil dari 7 sumber mata air di Trowulan. Antara lain dari Siti Inggil, Petirtaan Hayam Wuruk, Tribuwana Tungga Dewi, Makam Panjang, Putri Campa, Sumur Sakti Gajah Mada, dan mata air dari Sumur Upas di Desa Sentonorejo, Trowulan (Enggran Eko Budianto/detikTravel)
"Ada ritualnya berupa doa dan sesaji, kami permisi ke arwah para leluhur di sekitar situ, mengambilnya pun ada tata kramanya, harus pakai gayung," ujar Pemangku adat dari Pusat Lembaga Kebudayaan Jawa (PLKJ) Koordinator Jawa-Bali yang memimpin ritual Ruwat Sukerta, Ki Wiro Kadek Wongso Jumerek (Enggran Eko Budianto/detikTravel)
Dari tahun ke tahun, Ruwat Sukerta yang rutin digelar setiap awal Bulan Suro di Pendopo Agung, Trowulan ini semakin diminati. Jika tahun lalu jumlah peserta hanya 56 orang, kali ini peserta mencapai 150 orang (Enggran Eko Budianto/detikTravel)
Beberapa orang percaya, 7 air suci Majapahit ini mampu membuang sial dan mendatangkan rezeki. Siapa saja boleh ikut, asal syaratnya membawa sehelai kain putih (Enggran Eko Budianto/detikTravel)
7 Macam air suci yang selalu dipakai dalam ritual Ruwat Sukerta yakni air kelapa, air laut tawar, air hujan, embun, sumber tempur, air sendang, serta air sumber dari 7 petirtaan situs Majapahit. Ritualnya dilakukan di Pendopo Agung, Trowulan, Mojokerto (Enggran Eko Budianto/detikTravel)
Air-air tersebut pun diambil dari lokasi yang berbeda. Seperti, ada yang dari Ujung Galuh di Surabaya, Pantai Ngobaran di Gunungkidul dan Petirtaan Panglukan di Bali (Enggran Eko Budianto/detikTravel)
Yang menarik, adalah air suci ke 7 diambil dari 7 sumber mata air di Trowulan. Antara lain dari Siti Inggil, Petirtaan Hayam Wuruk, Tribuwana Tungga Dewi, Makam Panjang, Putri Campa, Sumur Sakti Gajah Mada, dan mata air dari Sumur Upas di Desa Sentonorejo, Trowulan (Enggran Eko Budianto/detikTravel)
Ada ritualnya berupa doa dan sesaji, kami permisi ke arwah para leluhur di sekitar situ, mengambilnya pun ada tata kramanya, harus pakai gayung, ujar Pemangku adat dari Pusat Lembaga Kebudayaan Jawa (PLKJ) Koordinator Jawa-Bali yang memimpin ritual Ruwat Sukerta, Ki Wiro Kadek Wongso Jumerek (Enggran Eko Budianto/detikTravel)
Dari tahun ke tahun, Ruwat Sukerta yang rutin digelar setiap awal Bulan Suro di Pendopo Agung, Trowulan ini semakin diminati. Jika tahun lalu jumlah peserta hanya 56 orang, kali ini peserta mencapai 150 orang (Enggran Eko Budianto/detikTravel)
Beberapa orang percaya, 7 air suci Majapahit ini mampu membuang sial dan mendatangkan rezeki. Siapa saja boleh ikut, asal syaratnya membawa sehelai kain putih (Enggran Eko Budianto/detikTravel)