Daun gatal (Laportea decumana), di Pulau Jawa namanya daun jelatang. Bagi Suku Moni dan Dani di pedalaman Papua, daun gatal dipakai untuk menghilangkan pegal-pegal di badan (Afif/detikTravel)
Daun gatal di pedalaman Papua banyak ditemui di hutan, di ketinggian 2.000-an mdpl. Daun ini wujudnya seperti daun sirih, namun bagian atasnya memiliki duri (Afif/detikTravel)
Bagaimana cara memakainya? Bagian yang ada duri, digosokan ke bagian tubuh yang pegal. Boleh di kaki, tangan, atau punggung. Malah, orang Papua memakainya ke seluruh badan! (Afif/detikTravel)
Ketika kulit kena gesekan daun gatal, rasanya sakit. Seperti digigit oleh semut saja tapi dengan jumlah yang sangat banyak (Afif/detikTravel)
5-10 Menit kemudian, bagian tubuh yang digosok daun gatal akan berwarna merah dan bentol. Bentolnya pun sangat banyak, bukan cuma satu dan dua. Melihat bentolnya, bikin merinding (Afif/detikTravel)
Daun gatal diyakini memiliki asam formiat. Saat duri-durinya mengenai tubuh, asam formiat mempengaruhi terjadinya pelebaran pori-pori tubuh dan merangsang peredaran darah menjadi lancar. Itulah sebabnya rasa pegal akan hilang (Afif/detikTravel)
Masyarakat Papua yang tinggal di pedalaman, mengantongi daun gatal untuk berpergian jauh. Mereka pun sudah biasa memakainya untuk menghilangkan pegal dan terus kuat berjalan (Afif/detikTravel)