'Ramalan' Masa Depan di Museum Sumpah Pemuda

Museum Sumpah Pemuda punya promosi masuk gratis sampai 11 November 2015. Di museum itu, kita bisa mengingat lagi peringatan para bapak bangsa terhadap kelakuan anak bangsa sekarang (Fitraya/detikTravel)
Museum Sumpah Pemuda beralamat di Jl Kramat Raya No 106, Jakarta. Dulunya, ini menjadi tempat penyelenggaraan Kongres Pemuda II pada 27-28 Oktober 1928 (Fitraya/detikTravel)
Ruang berpendingin udara membuat wisatawan nyaman menjelajah isi museum ini. Bangunan ini dulunya adalah rumah kost milik warga Tionghoa bernama Sie Kong Liong untuk para pemuda pelajar (Fitraya/detikTravel)
Aneka banner organisasi pemuda di masa lalu. Menyatukan perbedaan di kalangan pemuda itu bukan perkara gampang. Para pemuda saat itu awalnya terpecah belah ke dalam kelompok etnis dan agama (Fitraya/detikTravel)
Sementara di ruang ketiga kita bisa melihat para pemuda pelan-pelan membuang perbedaan yang membuat mereka tersekat-sekat. Sebuah poster Soekarno menyematkan sebuah kutipan penting (Fitraya/detikTravel)
Ruang Kongres Pemuda ternyata ruangannya tidak besar-besar amat. Ada meja pemimpin sidang dan patung WR Supratman memainkan lagu Indonesia Raya (Fitraya/detikTravel)
Pidato Mohammad Yamin, dari dulu dia sudah memperingatkan potensi perpecahan anak bangsa. "Insyaflah kamu sekalian akan darah daging yang mengalir di badanmu, supaya kamu tahu akan tumpah darahmu!" kata Mohammad Yamin (Fitraya/detikTravel)
Koleksi paling berharga museum ini yaitu biola asli WR Supratman. Biola ini yang dipakai untuk melagukan Indonesia Raya (Fitraya/detikTravel)
Di ruang terakhir, kita dihadapkan dengan sejumlah poster ucapan para tokoh bangsa. Kita bisa melihat perubahan pola pikir mereka yang tadinya etnosentris, menjadi seorang nasionalis (Fitraya/detikTravel)
Pesan antikorupsi dari Ki Hajar Dewantara. Sungguh mengagumkan melihat para bapak bangsa punya pikiran yang sangat jauh berpuluh tahun ke depan (Fitraya/detikTravel)
Museum Sumpah Pemuda punya promosi masuk gratis sampai 11 November 2015. Di museum itu, kita bisa mengingat lagi peringatan para bapak bangsa terhadap kelakuan anak bangsa sekarang (Fitraya/detikTravel)
Museum Sumpah Pemuda beralamat di Jl Kramat Raya No 106, Jakarta. Dulunya, ini menjadi tempat penyelenggaraan Kongres Pemuda II pada 27-28 Oktober 1928 (Fitraya/detikTravel)
Ruang berpendingin udara membuat wisatawan nyaman menjelajah isi museum ini. Bangunan ini dulunya adalah rumah kost milik warga Tionghoa bernama Sie Kong Liong untuk para pemuda pelajar (Fitraya/detikTravel)
Aneka banner organisasi pemuda di masa lalu. Menyatukan perbedaan di kalangan pemuda itu bukan perkara gampang. Para pemuda saat itu awalnya terpecah belah ke dalam kelompok etnis dan agama (Fitraya/detikTravel)
Sementara di ruang ketiga kita bisa melihat para pemuda pelan-pelan membuang perbedaan yang membuat mereka tersekat-sekat. Sebuah poster Soekarno menyematkan sebuah kutipan penting (Fitraya/detikTravel)
Ruang Kongres Pemuda ternyata ruangannya tidak besar-besar amat. Ada meja pemimpin sidang dan patung WR Supratman memainkan lagu Indonesia Raya (Fitraya/detikTravel)
Pidato Mohammad Yamin, dari dulu dia sudah memperingatkan potensi perpecahan anak bangsa. Insyaflah kamu sekalian akan darah daging yang mengalir di badanmu, supaya kamu tahu akan tumpah darahmu! kata Mohammad Yamin (Fitraya/detikTravel)
Koleksi paling berharga museum ini yaitu biola asli WR Supratman. Biola ini yang dipakai untuk melagukan Indonesia Raya (Fitraya/detikTravel)
Di ruang terakhir, kita dihadapkan dengan sejumlah poster ucapan para tokoh bangsa. Kita bisa melihat perubahan pola pikir mereka yang tadinya etnosentris, menjadi seorang nasionalis (Fitraya/detikTravel)
Pesan antikorupsi dari Ki Hajar Dewantara. Sungguh mengagumkan melihat para bapak bangsa punya pikiran yang sangat jauh berpuluh tahun ke depan (Fitraya/detikTravel)