Ribuan Kapal Hias Ramaikan Festival Bajo Pasakayyang 2015

Parade kapal hias merupakan salah satu acara utama dalam Festival Bajo Pasakayyang 2015. Festival diselenggarakan di dermaga Pulau Kaleroang di Morowali, Sulteng (Randy/detikTravel)
Jumlah peserta parade perahu hias pun mencapai ribuan. Pihak MURI mencatat bahwa ada 1749 perahu hias yang mengikuti karnaval. Rekor itu pun dimasukkan dalam MURI (Randy/detikTravel)
Perahu hias yang ikut pun bermacam-macam modelnya. Ada satu yang berbentuk seperti rumah dan menggunakan tiga perahu kecil sebagai alasnya. Selain itu di kapalnya juga diberi hiasan tokoh di Morowali (Randy/detikTravel)
Saking banyaknya perahu hias, rasanya laut di sekitar Pulau Kaleroang seperti tertutup oleh perahu. Para peserta pun datang dari 26 desa di Kecamatan Bungku Selatan (Randy/detikTravel)
Uniknya, hiasan kapal pun bervariasi dari kertas warna-warni hingga ikan kering yang digantung. Sebagai suku yang hidup nomaden, Suku Bajo memang hidup dari melaut. Ikan pun masuk sebagai hiasan (Randy/detikTravel)
Salah satu peserta parade yang membawa Nagabulo atau sangkakala khas Suku Bajo yang berasal dari semacam kerang. Saat perayaan mulai, Nagabulo pun ditiup secara serentak (Randy/detikTravel)
Peserta pun bervariasi dari orang dewasa hingga ibu-ibu dan anaknya. Siapa pun diperbolehkan untuk mengikuti parade perahu hias di Festival Bajo Pasakayyang (Randy/detikTravel)
Panggung utama festival yang dibuat dari beberapa perahu dan mengapung persis di depan dermaga. Perayaan Ngagaidah atau sedekah laut pun dilakukan di panggung tersebut (Randy/detikTravel)
Parade kapal hias merupakan salah satu acara utama dalam Festival Bajo Pasakayyang 2015. Festival diselenggarakan di dermaga Pulau Kaleroang di Morowali, Sulteng (Randy/detikTravel)
Jumlah peserta parade perahu hias pun mencapai ribuan. Pihak MURI mencatat bahwa ada 1749 perahu hias yang mengikuti karnaval. Rekor itu pun dimasukkan dalam MURI (Randy/detikTravel)
Perahu hias yang ikut pun bermacam-macam modelnya. Ada satu yang berbentuk seperti rumah dan menggunakan tiga perahu kecil sebagai alasnya. Selain itu di kapalnya juga diberi hiasan tokoh di Morowali (Randy/detikTravel)
Saking banyaknya perahu hias, rasanya laut di sekitar Pulau Kaleroang seperti tertutup oleh perahu. Para peserta pun datang dari 26 desa di Kecamatan Bungku Selatan (Randy/detikTravel)
Uniknya, hiasan kapal pun bervariasi dari kertas warna-warni hingga ikan kering yang digantung. Sebagai suku yang hidup nomaden, Suku Bajo memang hidup dari melaut. Ikan pun masuk sebagai hiasan (Randy/detikTravel)
Salah satu peserta parade yang membawa Nagabulo atau sangkakala khas Suku Bajo yang berasal dari semacam kerang. Saat perayaan mulai, Nagabulo pun ditiup secara serentak (Randy/detikTravel)
Peserta pun bervariasi dari orang dewasa hingga ibu-ibu dan anaknya. Siapa pun diperbolehkan untuk mengikuti parade perahu hias di Festival Bajo Pasakayyang (Randy/detikTravel)
Panggung utama festival yang dibuat dari beberapa perahu dan mengapung persis di depan dermaga. Perayaan Ngagaidah atau sedekah laut pun dilakukan di panggung tersebut (Randy/detikTravel)