Menikmati kopi di warung merupakan tradisi masyarakat setempat. Kehadirannya menciptakan daya tarik wisatawan (Baban/detikTravel)
Mayoritas warung kopi berpenampilan sama. Atapnya dipayungi seng. Meja dan bangkunya berbahan kayu. Sedangkan pengunjungnya mayoritas pria dewasa (Baban/detikTravel)
Jenis kopi yang disajikan. Dahulu, warga di sini banyak yang menjadi penambang timah. Jadi, sebelum berangkat atau setelah pulang bekerja mereka biasanya mampir ke warung kopi (Baban/detikTravel)
Membeli secangkir kopi juga berarti berkesempatan berbincang dan bercanda dengan pengunjung di sana. Sebuah suasana yang belum tentu bisa ditemui di tempat lain (Baban/detikTravel)
Ini rahasia cara membuat kopi yang mantap. Bubuk kopinya dimasukkan ke saringan agar ampasnya terpisah. Kopi hitam yang dipesan akan dipanaskan, lalu disajikan ke dalam gelas. Rasanya? Mantap! (Baban/detikTravel)
Kopi O yang jadi favorit pengunjung. Aneka kopi per gelas dijual mulai harga Rp 4 ribu hingga Rp 7 ribu (Baban/detikTravel)
Saat ini, ada sekitar 60 kedai kopi di Manggarnya saja. Belum termasuk di seluruh Belitung Timur. Biasanya warung kopi di sini buka dari pagi sampai tengah malam (Baban/detikTravel)