Pasar Triwindu di Solo merupakan salah satu sentra penjual barang antik. Pasar ini terdiri dari dua lantai dan diisi oleh para pedagang barang antik (Randy/detikTravel)
Di dalamnya dapat dijumpai para pedagang barang antik yang menempati unit pasar. Barng antiknya pun dijejer di dalam hingga digantung di depan toko (Randy/detikTravel)
Di langit-langit pasar tampak sejumlah lampu petromaks jadul. Dahulu lampu model itu banyak digunakan dan menggunakan minyak tanah sebagai bahan bakar (Randy/detikTravel)
Salah satu barang antik berupa tas kotak berbahan kulit yang dahulu digunakan. Keotentikannya terlihat dari gagang tas berbahan besi yang sudah karatan dan berdebu (Randy/detikTravel)
Papan kayu yang menandakan nama perusahaan asal Jerman yang dibawa ke Belanda hingga Surabaya. Tulisan semacam itu memang menjadi ciri khas zaman Belanda dulu (Randy/detikTravel)
Selain barang antik juga dapat dijumpai barang kerajinan yang relatif baru, misalnya saja sejumlah patung khas Jawa yang masih tampak mengkilat dan baru (Randy/detikTravel)
Pasar Trwiwindu terbagi menjadi dua lantai. Di mana setiap lantai sama-sama terdiri dari penjual barang antik. Tentu traveler harus naik ke setiap lantainya (Randy/detikTravel)
Pasar Triwindu Solo terletak di Jalan Diponegoro, tidak jauh dari pintu masuk utama Istana Mangkunegaran. pasarnya pun buka setiap hari dari pagi sampai sore hari (Randy/detikTravel)