Sedari pagi buta, sekitar pukul 05.00 WIB, warga Palembang sudah memadati lokasi acara yang dipusatkan di area Benteng Kuto Besak dan Jembatan Ampera. Kawasan Jembatan Ampera sendiri sudah ditutup sejak pukul 00.00 WIB. (Wahyu/detikTravel)
Di area sepanjang Jembatan Ampera, dibangun panggung hiburan, serta meja kursi undangan untuk sarapan bersama sebelum momen gerhana matahari total dimulai. Aneka hidangan sampai puluhan food truck disediakan panitia (Wahyu/detikTravel)
Meski kegiatan pengamatan sdikit terganggu karena matahari tertutup kabut asap, namun wisatawan lokal tetaplah antusias. Mereka sampai naik-naik hingga ke pagar pembatas (Wahyu/detikTravel)
Suasana semakin ramai ketika memasuki puncak gerhana pada pukul 07.20 WIB. Semua warga yang hadir bertakbir, hingga bersalawat ketika menyaksikan fenomena gerhana matahari total yang membuat langit Palembang gelap gulita selama 1 menit 52 detik. (Wahyu/detikTravel)
Masyarakat Palembang sangat antusias menyambut fenomena langka ini. Tak kurang 15 ribu orang hadir memadati kawasan Jembatan Ampera (Wahyu/detikTravel)
Tak hanya anak muda, orang tua, bahkan yang menggendong bayi pun hadir menyaksikan gerhana. Ini menjadi bukti bahwa masyarakat Palembang tidak percaya mitos bahwa ketika gerhana harus sembunyi dan berdiam diri di rumah saja (Wahyu/detikTravel)
Momen gerhana matahari total di Palembang berlangsung hingga pukul 08.20 WIB. Setelah gerhana usai, pelan-pelan masyarakat mulai berangsur meninggalkan kawasan Jembatan Ampera (Wahyu/detikTravel)
Fenomena alam langka ini hanya terjadi dalam kurun waktu tertentu saja. Bisa ratusan tahun ke depan akan terulang kembali. Sungguh beruntung siapapun yang berkesempatan menyaksikan momen gerhana matahari total (Wahyu/detikTravel)