Lebatnya Hutan Mangrove di Jakarta Berawal Dari Sini

Taman Wisata Alam (TWA) Angke Kapuk seluas 99 hektar menjadi destinasi wisata sekaligus benteng pertahanan terhadap abrasi di kawasan pesisir utara Jakarta (Wahyu/detikTravel)
Di TWA Angke Kapuk traveler bisa menikmati pemandangan ala Hutan Amazon. Semua itu berkat bibit-bibit mangrove ini yang sedang disemaikan ini. (Wahyu/detikTravel)
Tempat pembibitan mangrove ini seringkali luput dari perhatian traveler. Bentuknya seperti bedeng yang terbuat dari bambu, serta dilindungi jaring tipis agar sinar matahari yang masuk tidak terlalu terik (Wahyu/detikTravel)
Bibit ini berasal dari buah tanaman mangrove yang jatuh dan telah diseleksi sebelumnya. Bibit mangrove kemudian ditanam di dalam polybag sampai usianya dirasa cukup, barulah mangrove siap ditanam di lahan yang sudah disediakan (Wahyu/detikTravel)
Cara menanamnya pun tidak sembarangan, ada tekniknya tersendiri. Mangrove ini ditanam memakai bronjong dari bambu, fungsinya untuk melindungi mangrove dari pasang surut. Bibit mangrove tidak boleh terendam semuanya, cukup sebagian saja. (Wahyu/detikTravel)
Pertumbuhan mangrove cukup lambat. Setiap tahunnya hanya tumbuh sekitar beberapa puluh sentimeter saja. Diperlukan kesabaran untuk bisa membentuk hutan mangrove yang lebat, mungkin hingga puluhan tahun lamanya baru bisa terbentuk hutan mangrove yang asri (Wahyu/detikTravel)
Taman Wisata Alam (TWA) Angke Kapuk seluas 99 hektar menjadi destinasi wisata sekaligus benteng pertahanan terhadap abrasi di kawasan pesisir utara Jakarta (Wahyu/detikTravel)
Di TWA Angke Kapuk traveler bisa menikmati pemandangan ala Hutan Amazon. Semua itu berkat bibit-bibit mangrove ini yang sedang disemaikan ini. (Wahyu/detikTravel)
Tempat pembibitan mangrove ini seringkali luput dari perhatian traveler. Bentuknya seperti bedeng yang terbuat dari bambu, serta dilindungi jaring tipis agar sinar matahari yang masuk tidak terlalu terik (Wahyu/detikTravel)
Bibit ini berasal dari buah tanaman mangrove yang jatuh dan telah diseleksi sebelumnya. Bibit mangrove kemudian ditanam di dalam polybag sampai usianya dirasa cukup, barulah mangrove siap ditanam di lahan yang sudah disediakan (Wahyu/detikTravel)
Cara menanamnya pun tidak sembarangan, ada tekniknya tersendiri. Mangrove ini ditanam memakai bronjong dari bambu, fungsinya untuk melindungi mangrove dari pasang surut. Bibit mangrove tidak boleh terendam semuanya, cukup sebagian saja. (Wahyu/detikTravel)
Pertumbuhan mangrove cukup lambat. Setiap tahunnya hanya tumbuh sekitar beberapa puluh sentimeter saja. Diperlukan kesabaran untuk bisa membentuk hutan mangrove yang lebat, mungkin hingga puluhan tahun lamanya baru bisa terbentuk hutan mangrove yang asri (Wahyu/detikTravel)