Potret Benteng Terluas Sedunia di Indonesia

Benteng Keraton Buton berlokasi 3 km dari pusat Kota Bau-bau, Sulawesi Tenggara. Benteng ini masuk dalam daftar MURI dan Guinness World Records, sebagai benteng terluas di dunia seluas 22,8 hektar dan panjang kelilingnya mencapai 2,7 km (Afif/detikTravel)
Benteng keraton Buton didirikan saat pemerintahan Labuke Sultan Gafurul Wadudu di tahun 1632. Dia menghabiskan waktu selama 10 tahun untuk membangun benteng sebesar ini, dengan bantuan dari pihak Belanda (Afif/detikTravel)
Belanda kala itu sedang mencari rempah-rempah ke Maluku dan melewati perairan Buton. Maka Belanda membangun hubungan yang baik dengan Kesultanan Buton. Dari atas benteng, bisa terlihat jelas kapal-kapal yang lewat (Afif/detikTravel)
Di dalam benteng ini dari dulu sampai sekarang dihuni oleh penduduk dan pemangku adat. Kini tercatat, ada 700 KK (Kepala Keluarga) yang tinggal di sana (Afif/detikTravel)
Benteng Keraton Buton juga memiliki Masjid Agung Keraton. Konon di masjid ini, terdengar suara adzan yang berasal dari Makkah (Afif/detikTravel)
Di sebelah masjidnya berdiri tiang bendera yang masyarakat setempat menyebutnya Kasulana Tombi. Umur tiang ini sudah 289 tahun dan tidak pernah tumbang! (Afif/detikTravel)
Di dalam komplek Benteng keraton Buton, wisatawan juga bisa melihat Batu Popau. Batu ini digunakan untuk mengambil sumpah calon sultan yang akan memimpin dan bentuk batunya sendiri seperti rahim wanita. Sebagai simbolis, sultan yang baru seolah terlahir kembali dengan keadaan suci (Afif/detikTravel)
Selain Batu Popau, juga ada Batu Wolio. Batu ini disakralkan karena sebagai tempat Raja Putri Wakaka (wanita sebagai raja pertama di Kerajaan Buton sebelum berganti menjadi Kesultanan Buton) menginjakan kaki pertama kali di sana (Afif/detikTravel)
Ini adalah Makam Sultan Murhum. Sultan pertama di Buton, yang panjang makamnya mencapai 5 meter dan konon sakti mandraguna karena kebal peluru (Afif/detikTravel)
Butuh waktu satu hari penuh untuk keliling Benteng Keraton Buton ini. Wisatawan bakal merasa nyaman, karena selain bersih tersedia pula papan informasi yang menjelaskan tentang sejarah Kesultanan Buton. pakai jasa pemandu juga bisa (Afif/detikTravel)
Benteng Keraton Buton berlokasi 3 km dari pusat Kota Bau-bau, Sulawesi Tenggara. Benteng ini masuk dalam daftar MURI dan Guinness World Records, sebagai benteng terluas di dunia seluas 22,8 hektar dan panjang kelilingnya mencapai 2,7 km (Afif/detikTravel)
Benteng keraton Buton didirikan saat pemerintahan Labuke Sultan Gafurul Wadudu di tahun 1632. Dia menghabiskan waktu selama 10 tahun untuk membangun benteng sebesar ini, dengan bantuan dari pihak Belanda (Afif/detikTravel)
Belanda kala itu sedang mencari rempah-rempah ke Maluku dan melewati perairan Buton. Maka Belanda membangun hubungan yang baik dengan Kesultanan Buton. Dari atas benteng, bisa terlihat jelas kapal-kapal yang lewat (Afif/detikTravel)
Di dalam benteng ini dari dulu sampai sekarang dihuni oleh penduduk dan pemangku adat. Kini tercatat, ada 700 KK (Kepala Keluarga) yang tinggal di sana (Afif/detikTravel)
Benteng Keraton Buton juga memiliki Masjid Agung Keraton. Konon di masjid ini, terdengar suara adzan yang berasal dari Makkah (Afif/detikTravel)
Di sebelah masjidnya berdiri tiang bendera yang masyarakat setempat menyebutnya Kasulana Tombi. Umur tiang ini sudah 289 tahun dan tidak pernah tumbang! (Afif/detikTravel)
Di dalam komplek Benteng keraton Buton, wisatawan juga bisa melihat Batu Popau. Batu ini digunakan untuk mengambil sumpah calon sultan yang akan memimpin dan bentuk batunya sendiri seperti rahim wanita. Sebagai simbolis, sultan yang baru seolah terlahir kembali dengan keadaan suci (Afif/detikTravel)
Selain Batu Popau, juga ada Batu Wolio. Batu ini disakralkan karena sebagai tempat Raja Putri Wakaka (wanita sebagai raja pertama di Kerajaan Buton sebelum berganti menjadi Kesultanan Buton) menginjakan kaki pertama kali di sana (Afif/detikTravel)
Ini adalah Makam Sultan Murhum. Sultan pertama di Buton, yang panjang makamnya mencapai 5 meter dan konon sakti mandraguna karena kebal peluru (Afif/detikTravel)
Butuh waktu satu hari penuh untuk keliling Benteng Keraton Buton ini. Wisatawan bakal merasa nyaman, karena selain bersih tersedia pula papan informasi yang menjelaskan tentang sejarah Kesultanan Buton. pakai jasa pemandu juga bisa (Afif/detikTravel)