Dahsyatnya 10 Ribu Orang Menari di Festival Budaya Tua Buton

Festival Budaya Tua Buton berlangsung 19-24 Agustus 2016 kemarin di Alun-alun Takawa Pasarwajo, Buton. Inilah festival tahunan di Buton, yang sudah 4 kali digelar (Afif/detikTravel)
Ada 3 rangkaian event yaitu sunatan tradisional Tandaki, Kandea-kandea semacam makan bersama dengan 2.000 nampan dan tarian kolosal yaitu Lumense, Potimbe dan Ponare oleh 10 ribu orang! (Afif/detikTravel)
500 Anak laki-laki melakukan Tandaki. Di zaman dulu, sunatan ini mengunakan bambu dan sudah dilakukan jauh sebelum Islam masuk ke Buton (Afif/detikTravel)
Setelah Tandaki, dilakukan Kandea-kandea. Semacam pesta makan yang diawali doa bersama untuk masyarakat Buton oleh para pemuka adat (Afif/detikTravel)
Aneka makanan di kandea-kandea, seperti kue baruasa, lalu ikan dole yang ditumbuk dengan kelapa dan ayam nasuwolio yang digoreng dengan kelapa (afif/detikTravel)
Puncak Festival Budaya Tua Buton yakni tarian kolosal oleh 10 ribu penari. Dari anak kecil sampai orang dewasa, akan berpentas di lapangan luas! (Afif/detikTravel)
Tari Potimbe sejenis tarian perang. terdapat dua kubu yang masing-masing memegang senjata seperti pisau hingga tombak dan saling beradu (Afif/detikTravel)
Paling menarik adalah tari Lumense. Tarian ini bermakna pengusiran mahluk halus yang dilakukan dengan menebas pohon pisang (Afif/detikTravel)
Terakhir ditutup dengan tarian kolosal Raja Putri Wakaka. Dialah raja pertama di Kerajaan Buton (sebelum berganti nama menjadi Kesultanan Buton) yang dipercaya sangat cantik (Afif/detikTravel)
Foto: Afif Farhan
Festival Budaya Tua Buton berlangsung 19-24 Agustus 2016 kemarin di Alun-alun Takawa Pasarwajo, Buton. Inilah festival tahunan di Buton, yang sudah 4 kali digelar (Afif/detikTravel)
Ada 3 rangkaian event yaitu sunatan tradisional Tandaki, Kandea-kandea semacam makan bersama dengan 2.000 nampan dan tarian kolosal yaitu Lumense, Potimbe dan Ponare oleh 10 ribu orang! (Afif/detikTravel)
500 Anak laki-laki melakukan Tandaki. Di zaman dulu, sunatan ini mengunakan bambu dan sudah dilakukan jauh sebelum Islam masuk ke Buton (Afif/detikTravel)
Setelah Tandaki, dilakukan Kandea-kandea. Semacam pesta makan yang diawali doa bersama untuk masyarakat Buton oleh para pemuka adat (Afif/detikTravel)
Aneka makanan di kandea-kandea, seperti kue baruasa, lalu ikan dole yang ditumbuk dengan kelapa dan ayam nasuwolio yang digoreng dengan kelapa (afif/detikTravel)
Puncak Festival Budaya Tua Buton yakni tarian kolosal oleh 10 ribu penari. Dari anak kecil sampai orang dewasa, akan berpentas di lapangan luas! (Afif/detikTravel)
Tari Potimbe sejenis tarian perang. terdapat dua kubu yang masing-masing memegang senjata seperti pisau hingga tombak dan saling beradu (Afif/detikTravel)
Paling menarik adalah tari Lumense. Tarian ini bermakna pengusiran mahluk halus yang dilakukan dengan menebas pohon pisang (Afif/detikTravel)
Terakhir ditutup dengan tarian kolosal Raja Putri Wakaka. Dialah raja pertama di Kerajaan Buton (sebelum berganti nama menjadi Kesultanan Buton) yang dipercaya sangat cantik (Afif/detikTravel)
Foto: Afif Farhan