Potret Kecantikan Gadis Thailand Utara

Di Thailand sebelah utara, wisatawan bisa berjumpa dengan suku-suku pegunungan. Inilah gerbang desa mereka (Fitraya/detikTravel)
Suasana di desa wisata Baan Tong Luang, Chiang Mai. Ada 8 suku pegunungan mulai dari Yao, Hmong, Padong, Kayaw, Karen, Lahu, Palong dan Akha (Fitraya/detikTravel)
Desa ini dibuat tahun 2003 oleh Choochart Kalamapijit, pemilik tempat penangkaran gajah Maesa Elephant Camp. Warga desa berjualan suvenir untuk wisatawan (Fitraya/detikTravel)
Suku Padong Karen atau Kayang Karen terkenal di dunia dengan perempuan yang berleher panjang. Bagi mereka, semakin panjang, semakin cantik (Fitraya/detikTravel)
Nama gadis ini adalah Mano, penjual suvenir. Lehernya dipasangi gelang logam yang ditambah perlahan bertahun-tahun sampai panjang (Fitraya/detikTravel)
Mano memakai baju putih yang artinya belum menikah. Rambutnya berhias manik-manik dan bunga, sementara wajahnya diberi riasan tradisional (Fitraya/detikTravel)
Seorang pria Karen bermain gitar. Kebanyakan pria di desa ini bekerja sebagai pawang gajah di Maesa Elephant Camp (Fitraya.detikTravel)
Nah, kalau suku Kayaw Karen tidak memanjangkan leher mereka. Mereka hanya memakai anting perak yang besar dan gelang logam di kaki (Fitraya/detikTravel)
Foto close up seorang anak Suku Kayaw Karen. Perhatikan bedanya dengan suku Kayang Kareng dari aksesoris dan ketiadaan gelang lehernya (Fitraya/detikTravel)
Warga desa di sini juga menanam pohon ganja di pekarangan rumah. Itu sudah bagian dari budaya mereka. Ganja bukan untuk teler, tapi dipakai untuk pewarna baju (Fitraya/detikTravel)
Di Thailand sebelah utara, wisatawan bisa berjumpa dengan suku-suku pegunungan. Inilah gerbang desa mereka (Fitraya/detikTravel)
Suasana di desa wisata Baan Tong Luang, Chiang Mai. Ada 8 suku pegunungan mulai dari Yao, Hmong, Padong, Kayaw, Karen, Lahu, Palong dan Akha (Fitraya/detikTravel)
Desa ini dibuat tahun 2003 oleh Choochart Kalamapijit, pemilik tempat penangkaran gajah Maesa Elephant Camp. Warga desa berjualan suvenir untuk wisatawan (Fitraya/detikTravel)
Suku Padong Karen atau Kayang Karen terkenal di dunia dengan perempuan yang berleher panjang. Bagi mereka, semakin panjang, semakin cantik (Fitraya/detikTravel)
Nama gadis ini adalah Mano, penjual suvenir. Lehernya dipasangi gelang logam yang ditambah perlahan bertahun-tahun sampai panjang (Fitraya/detikTravel)
Mano memakai baju putih yang artinya belum menikah. Rambutnya berhias manik-manik dan bunga, sementara wajahnya diberi riasan tradisional (Fitraya/detikTravel)
Seorang pria Karen bermain gitar. Kebanyakan pria di desa ini bekerja sebagai pawang gajah di Maesa Elephant Camp (Fitraya.detikTravel)
Nah, kalau suku Kayaw Karen tidak memanjangkan leher mereka. Mereka hanya memakai anting perak yang besar dan gelang logam di kaki (Fitraya/detikTravel)
Foto close up seorang anak Suku Kayaw Karen. Perhatikan bedanya dengan suku Kayang Kareng dari aksesoris dan ketiadaan gelang lehernya (Fitraya/detikTravel)
Warga desa di sini juga menanam pohon ganja di pekarangan rumah. Itu sudah bagian dari budaya mereka. Ganja bukan untuk teler, tapi dipakai untuk pewarna baju (Fitraya/detikTravel)