Di balik savana Fulan Fehan yang indah di Atambua, ada Benteng Makes yang misterius. Ada tempat pemenggalan kepala berselimut suasana mistis (Fitraya/detikTravel)
Dari luar benteng, ada bekas gazebo yang rusak, namun menghadap ke sabana Fulan Fehan yang indah. Gazebo dan torrent air menjadi penanda lokasi Benteng Makes (Fitraya/detikTravel)
Benteng Makes berada di balik sabana Fulan Fehan yang indah, di Desa Dirun, Kecamatan Lamaknen. Dari ujung jalan desa, kita mesti naik mobil 4 WD menempuh jalan berbatu mendaki lereng Gunung Lakaan (Fitraya/detikTravel)
Inilah benteng lapis pertama dari Benteng Makes. Hanya ada celah cukup lebar untuk orang masuk. Di dalamnya sudah ada dinding lapis kedua (Fitraya/detikTravel)
Benteng ini dindingnya adalah tumpukan batu karang dari sekitar gunung. Torrent air di luar benteng adalah bekas acara perkemahan di kawasan ini (Fitraya/detikTravel)
Tidak ada cerita pasti bagaimana benteng ini dibangun atau dari mana batu-batu ini berasal dan bagaimana dibawa ke lereng Gunung Lakaan (Fitraya/detikTravel)
Setelah benteng lapis kedua, di dalamnya adalah hutan cukup lebat dengan jalan setapak berkelak-kelok, naik turun seperti labirin (Fitraya/detikTravel)
Tidak jelas mana lapis ketiga sampai keenam, tahu-tahu kami sampai di lapisan ketujuh atau lapisan inti benteng ini. Penandanya adalah meriam Portugis yang dipasang sebelum akses masuk (Fitraya/detikTravel)
Para raja-raja leluhur Suku Bunak dulu berkumpul di sini menggelar pengadilan untuk menentukan orang bersalah atau tidak bersalah. Batu di tengah lingkaran benteng ini adalah tempat pemenggalan kepala (Fitraya/detikTravel)
Lingkaran inti benteng disebut Sadan, yaitu tempat pertemuan para raja-raja leluhur Suku Bunak. Dalam lingkaran ini ada batu-batu yang dipasang vertikal seperti sandaran kursi tempat duduk para leluhur (Fitraya/detikTravel)
Di balik dinding lingkaran tempat pemenggalan kepala ini, ada makam leluhur Suku Bunak, tapi tidak jelas siapa yang dimakamkan di sana (Fitraya/detikTravel)
Terasa betul kalau tempat ini seperti punya aura sendiri. Mempesona sekaligus penuh keramat (Fitraya/detikTravel)
Lumut pada batu-batu dinding benteng begitu tebalnya, pertanda tempat ini jarang dijamah manusia. Lintah juga ada banyak, siap menghisap darah hewan atau manusia yang datang ke sini (Fitraya/detikTravel)
Tengkorak sapi, mungkin bekas persembahan ritual. Konon, tidak semua orang bisa berkunjung ke sini. Jika tidak direstui leluhur, benteng ini akan ditutup kabut tebal dan sulit untuk ditemukan (Fitraya/detikTravel)
Jangan khawatir hilang sinyal kalau bertualang ke Benteng Makes dan Fulan Fehan. Menara BTS Telkomsel menjamin ketersediaan sinyal di sana (Fitraya/detikTravel)