Foto: Sisa-sisa Pemburu Kepala di Perbatasan India-Myanmar

Suku Konyak berada di Nagaland, wilayah yang berada di perbatasan Myanmar dan India. Suku ini merupakan satu dari 16 suku yang menepati kawasan Nagaland  (Neelima Vallangi/BBC)
Suku ini terkenal sadis pada musuhnya. Mereka akan memotong kepala musuh sebagai bukti kemenangan. Tradisi ini juga ritual bagi anak laki-laki untuk mendapatkan tato di wajah (Neelima Vallangi/BBC)
Namun praktek berburu kepala ini sudah dilarang sejak tahun 1940 oleh pemerintah India. Kepala-kepala hasil peburuan pun mereka kubur ke dalam tanah. Hanya tersisa kepala-kepala binatang di rumah penduduk  (Neelima Vallangi/BBC)
Biasanya Suku Konyak menyimpan makanan mereka di dalam bambu, jadi kalau ingin menyajikan cukup diletakan diperapian,kemudian dipecahkan ketika ingin menyajikan (Neelima Vallangi/BBC)
Suku ini memiliki dua negara karena terletak di perbatasan. Di tugu perbatasan bertuliskan dua bahasa, yaitu bahasa Burma dan bahasa Hindi (Neelima Vallangi/BBC)
Rumah Suku Konyak masih bersifat tradisional, terbuat dari bambu. Mereka berburu di India, dan tidur di Myanmar. Keren! (Neelima Vallangi/BBC)
Suku Konyak memiliki kepala suku yang disebut 'Angh'. Ada peraturan khusus, dimana hanya kepala suku yang boleh memiliki istri lebih dari satu. Jadi jangan heran jika kepala suku memiliki banyak anak (Neelima Vallangi/BBC)

Para wanita mengenakan pakaian tradisional Nagaland. Mereka baru pulang dari gereja. Coraknya unik ya! (Neelima Vallangi/BBC)
Terlihat beberapa orang tetua Suku Konyak berkumpul di api unggun. Biasanya mereka mengunyah sirih dan memanggang jagung. Sejak aliran Kristen masuk ke wilayah ini, beberapa ritual mereka mulai menghilang (Neelima Vallangi/BBC)
Suku ini juga memiliki perhiasan manik-manik berwarna-warni. Dulunya pria dan wanita memakai kalung dan gelang yang bervariasi. Pada pria, jumlah kuningan pada kalung menunjukan jumlah kepala yang dipenggal! (Neelima Vallangi/BBC)
Walau sudah masuk dalam masa modern, kita masih bisa menemukan rumah-rumah penduduk yang masih tradisional. Beratap jerami yang berbentuk jamur dan berdinding bambu menunjukan ciri khas Suku Konyak. Hanya ini sisa peradaban Si Pemburu Kepala! (Neelima Vallangi/BBC)
Suku Konyak berada di Nagaland, wilayah yang berada di perbatasan Myanmar dan India. Suku ini merupakan satu dari 16 suku yang menepati kawasan Nagaland  (Neelima Vallangi/BBC)
Suku ini terkenal sadis pada musuhnya. Mereka akan memotong kepala musuh sebagai bukti kemenangan. Tradisi ini juga ritual bagi anak laki-laki untuk mendapatkan tato di wajah (Neelima Vallangi/BBC)
Namun praktek berburu kepala ini sudah dilarang sejak tahun 1940 oleh pemerintah India. Kepala-kepala hasil peburuan pun mereka kubur ke dalam tanah. Hanya tersisa kepala-kepala binatang di rumah penduduk  (Neelima Vallangi/BBC)
Biasanya Suku Konyak menyimpan makanan mereka di dalam bambu, jadi kalau ingin menyajikan cukup diletakan diperapian,kemudian dipecahkan ketika ingin menyajikan (Neelima Vallangi/BBC)
Suku ini memiliki dua negara karena terletak di perbatasan. Di tugu perbatasan bertuliskan dua bahasa, yaitu bahasa Burma dan bahasa Hindi (Neelima Vallangi/BBC)
Rumah Suku Konyak masih bersifat tradisional, terbuat dari bambu. Mereka berburu di India, dan tidur di Myanmar. Keren! (Neelima Vallangi/BBC)
Suku Konyak memiliki kepala suku yang disebut Angh. Ada peraturan khusus, dimana hanya kepala suku yang boleh memiliki istri lebih dari satu. Jadi jangan heran jika kepala suku memiliki banyak anak (Neelima Vallangi/BBC)
Para wanita mengenakan pakaian tradisional Nagaland. Mereka baru pulang dari gereja. Coraknya unik ya! (Neelima Vallangi/BBC)
Terlihat beberapa orang tetua Suku Konyak berkumpul di api unggun. Biasanya mereka mengunyah sirih dan memanggang jagung. Sejak aliran Kristen masuk ke wilayah ini, beberapa ritual mereka mulai menghilang (Neelima Vallangi/BBC)
Suku ini juga memiliki perhiasan manik-manik berwarna-warni. Dulunya pria dan wanita memakai kalung dan gelang yang bervariasi. Pada pria, jumlah kuningan pada kalung menunjukan jumlah kepala yang dipenggal! (Neelima Vallangi/BBC)
Walau sudah masuk dalam masa modern, kita masih bisa menemukan rumah-rumah penduduk yang masih tradisional. Beratap jerami yang berbentuk jamur dan berdinding bambu menunjukan ciri khas Suku Konyak. Hanya ini sisa peradaban Si Pemburu Kepala! (Neelima Vallangi/BBC)