Foto: Pintu ke Neraka Suku Maya

Actun Tunichil Muknal di negara Belize, suatu komplek gua di kawasan Tapir Mountain Nature Reserve dekat Kota San Ignacio. Gua ini begitu cantik dan menarik untuk dijelajahi karena punya sungai bawah tanah dan panjang lorongnya mencapai 6 km (Pacz Tours/Benedict Kim)
Kamu dapat bertualang dan berenang di dalam sungai bawah tanahnya karena airnya sebening kristal. Namun situs-situs operator wisata di Belize seperti Belize ATM Cave Tour, Pacz Tours dan Maya Walk Tours menulis, gua ini begitu disakralkan dan ditakuti Suku Maya (Pacz Tours/Benedict Kim)
Suku Maya percaya, Actun Tunichil Muknal merupakan tempatnya Dewa Chaac (dewa hujan). Sekaligus, memiliki pintu menuju Xibalba (baca: Shee-bal-ba) yakni dunia bawah tanah alias neraka (Pacz Tours/Benedict Kim)
Maka jangan heran, jika melihat banyak tembikar dan artefak-artefak di sekitar mulut gua. Itu adalah alat-alat upacara adat sebagai media untuk berdoa Suku Maya, kepada si dewa hujan. Sekaligus juga, semacam sesajen untuk menghormati para penjaga Xibalba yang dihuni 12 iblis (Pacz Tours/Benedict Kim)
Iblis-iblis itu akan memberikan kematian, penyakit, kelaparan, kemiskinan, peperangan dan masih banyak lagi. Agar tidak terjadi, maka Suku Maya memberikan tumbal berupa manusia (Caves Branch)
Oleh sebab itulah, beberapa tengkorak dan tulang belulang manusia pun tersimpan dengan keadaan yang cukup baik di dalam guanya. Ada yang terhampar di tanah, ada pula di celah-celah bebatuan (Pacz Tours/Benedict Kim)
Selain melihat tengkorak-tengkorak, Actun Tunichil Muknal nyatanya masuk dalam zona gelap abadi yang artinya jika tidak ada cahaya, maka kamu tidak bisa melihat apapun. Ibaratnya begini, kita tidak akan bisa melihat jari kita sendiri masuk ke dalam lubang hidung. 24 Jam gelap gulita siang malam (Pacz Tours/Benedict Kim)
Tapi bagi masyarakat setempat yang masih keturunan Suku Maya, mereka tetap pada ajaran leluhurnya. Mereka masih menganggap, kalau iblis-iblis di dalam guanya serta Xibalba alias neraka, benar-benar ada di sana (Pacz Tours/Benedict Kim)