Foto: Koleksi Tengkorak dan Potongan Kepala Penjahat

Lombroso sendiri adalah pendiri dari museum ini. Ia adalah seorang kolektor yang melakukan penelitian terhadap para penjahat dengan cara membelah tengkorak mereka (Foto: Stefano Rellandini/Reuters)

Itu kenapa museum ini terdiri dari banyak tengkorak dan potongan kepala. Lambroso percaya bahwa seseorang tidak belajar menjadi jahat (Foto: Stefano Rellandini/Reuters)

Menurut teorinya 'kriminologi antropologi' dan 'kriminologi positivis', bahwa sifat jahat adalah semacam kemunduran evolusioner, secara fisik tidak berkembang. Sayangnya bagi mereka-mereka yang mengalami hal-hal tersebut tidak dapat berubah, karena itu adalah bagian dari biologis mereka (Foto: Stefano Rellandini/Reuters)

Ia membelah tengkorak para penjahat dan mencoba menemukan perbedaan penjahat dengan orang baik. Ia juga mengkarakteristikkan ciri-ciri seorang penjahat (Foto: Stefano Rellandini/Reuters)

Menurut penelitian Lambroso, seorang kriminal memiliki rahang besar, proyeksi rahang ke depan, dahi miring rendah, tulang pipi tinggi, hidung berbentuk menengadah, telinga berbentuk tangan, dagu besar, hidung seperti elang atau bibir berdaging , Mata licik, sedikit jenggot atau botak, tidak peka terhadap rasa sakit dan berlengan panjang (Foto: Stefano Rellandini/Reuters)

Tiap koleksi tengkorak atau potongan kepala penjahat ia dapatkan dari berbagai belahan dunia. Ia membelah tengkorak dan mengawetkan kepala pemjahat dengan lilin. Setiap kepala, ia beri nama dan tindakan kriminalnya (Foto: Stefano Rellandini/Reuters)

Ada juga berbagai pisau dan alat-alat kejahatan yang digunakan sebagai fasiltas dalam melakukan kriminal (Foto: Stefano Rellandini/Reuters)

Topeng aksi, pisau, foto korban tali dan lain-lain, dikumpulkan oleh Lambroso dan dipelajari dan di simpan dengan baik (Foto: Stefano Rellandini/Reuters)

Yang mengejutkan, setelah meninggal Lambroso menyumbangkan kepalanya sendiri sebagai koleksi terakhir dari penelitiannya. Kepalanya di pajang bersama para penjahat lainnya (Foto: Stefano Rellandini/Reuters)

Alat-alat penelitian yang digunakan untuk membedah kepala dan tengkorak (Foto: Stefano Rellandini/Reuters)

Lombroso sendiri adalah pendiri dari museum ini. Ia adalah seorang kolektor yang melakukan penelitian terhadap para penjahat dengan cara membelah tengkorak mereka (Foto: Stefano Rellandini/Reuters)
Itu kenapa museum ini terdiri dari banyak tengkorak dan potongan kepala. Lambroso percaya bahwa seseorang tidak belajar menjadi jahat (Foto: Stefano Rellandini/Reuters)
Menurut teorinya kriminologi antropologi dan kriminologi positivis, bahwa sifat jahat adalah semacam kemunduran evolusioner, secara fisik tidak berkembang. Sayangnya bagi mereka-mereka yang mengalami hal-hal tersebut tidak dapat berubah, karena itu adalah bagian dari biologis mereka (Foto: Stefano Rellandini/Reuters)
Ia membelah tengkorak para penjahat dan mencoba menemukan perbedaan penjahat dengan orang baik. Ia juga mengkarakteristikkan ciri-ciri seorang penjahat (Foto: Stefano Rellandini/Reuters)
Menurut penelitian Lambroso, seorang kriminal memiliki rahang besar, proyeksi rahang ke depan, dahi miring rendah, tulang pipi tinggi, hidung berbentuk menengadah, telinga berbentuk tangan, dagu besar, hidung seperti elang atau bibir berdaging , Mata licik, sedikit jenggot atau botak, tidak peka terhadap rasa sakit dan berlengan panjang (Foto: Stefano Rellandini/Reuters)
Tiap koleksi tengkorak atau potongan kepala penjahat ia dapatkan dari berbagai belahan dunia. Ia membelah tengkorak dan mengawetkan kepala pemjahat dengan lilin. Setiap kepala, ia beri nama dan tindakan kriminalnya (Foto: Stefano Rellandini/Reuters)
Ada juga berbagai pisau dan alat-alat kejahatan yang digunakan sebagai fasiltas dalam melakukan kriminal (Foto: Stefano Rellandini/Reuters)
Topeng aksi, pisau, foto korban tali dan lain-lain, dikumpulkan oleh Lambroso dan dipelajari dan di simpan dengan baik (Foto: Stefano Rellandini/Reuters)
Yang mengejutkan, setelah meninggal Lambroso menyumbangkan kepalanya sendiri sebagai koleksi terakhir dari penelitiannya. Kepalanya di pajang bersama para penjahat lainnya (Foto: Stefano Rellandini/Reuters)
Alat-alat penelitian yang digunakan untuk membedah kepala dan tengkorak (Foto: Stefano Rellandini/Reuters)