Foto: Mengenal Sejarah Banda Neira

Rumah Budaya Banda yang berada di Desa Nusantara, Pulau Banda Neira, Kepulauan Banda, Maluku Tengah (Syanti/detikTravel)
Rumah Budaya ini ibarat museum mini  yang menyimpan benda-benda bersejarah di Banda Neira (Syanti/detikTravel)
Bangunan berasistektur Belanda ini merupakan milik keluarga Des Alwi, sejarawan yang berpengaruh untuk Banda Neira, serta Indonesia. Beliau merupakan anak angkat dari Bung Hatta (Syanti/detikTravel)
Di dalam museum ini traveler bisa melihat beragam benda-benda peninggalan VOC, berupa meriam beragam jenis, keramik-keramik, koin-koin, alat musik, serta lukisan-lukisan (Syanti/detikTravel)
Kendi-kendi ini berusia ratusan tahun lho! (Syanti/detikTravel)
Lukisan yang palimg mencolok adalah lukisan ini. Lukisan yang menceritakan pembantaian 44 orang kaya di Banda oleh Belanda (Syanti/detikTravel)
Orang kaya ini dibunuh karena  merencanakan pembunuhan Laksamana Pieterzoon Verhoeven di tahun 1608. Sebagian mereka ada yang dipenggal kepalanya, sebagian lagi tubuhnya dibelah menjadi 4 bagian (Syanti/detikTravel)
Ini merupakan meriam-meriam peninggalan VOC (Syanti/detikTravel)
Rumah Budaya Banda yang berada di Desa Nusantara, Pulau Banda Neira, Kepulauan Banda, Maluku Tengah (Syanti/detikTravel)
Rumah Budaya ini ibarat museum mini  yang menyimpan benda-benda bersejarah di Banda Neira (Syanti/detikTravel)
Bangunan berasistektur Belanda ini merupakan milik keluarga Des Alwi, sejarawan yang berpengaruh untuk Banda Neira, serta Indonesia. Beliau merupakan anak angkat dari Bung Hatta (Syanti/detikTravel)
Di dalam museum ini traveler bisa melihat beragam benda-benda peninggalan VOC, berupa meriam beragam jenis, keramik-keramik, koin-koin, alat musik, serta lukisan-lukisan (Syanti/detikTravel)
Kendi-kendi ini berusia ratusan tahun lho! (Syanti/detikTravel)
Lukisan yang palimg mencolok adalah lukisan ini. Lukisan yang menceritakan pembantaian 44 orang kaya di Banda oleh Belanda (Syanti/detikTravel)
Orang kaya ini dibunuh karena  merencanakan pembunuhan Laksamana Pieterzoon Verhoeven di tahun 1608. Sebagian mereka ada yang dipenggal kepalanya, sebagian lagi tubuhnya dibelah menjadi 4 bagian (Syanti/detikTravel)
Ini merupakan meriam-meriam peninggalan VOC (Syanti/detikTravel)