Inilah Mdina di Malta. Bukan typo atau salah ketik, namanya memang sungguhan Mdina (Angga/detikTravel)
Mantan ibu kota Malta ini punya banyak nama, karena Malta juga sebelum merdeka di tahun 1964 dijajah oleh banyak negara secara bergantian. Beberapa nama yang pernah disandang Mdina antara lain Città Vecchia atau Città Notabile, Imdina, Melitta, dan Melitte (Angga/detikTravel)
Mdina bisa dibilang kota bertembok dari abad pertengahan, yang ada di atas bukit di sisi tengah pulau Malta. Peninggalan bangsa Punisia yang masih terkubur di bawah tembok kota menunjukkan wilayah ini penting bagi pemukim Fenisia di Malta (Angga/detikTravel)
Berbagai sisinya tampak instagenic. Jangan lupa siapkan kamera buat foto-foto saat wisata ke Mdina (Angga/detikTravel)
Mdina ini sangat bagus jika dilihat dari kejauhan, seperti benteng dengan dinding yang megah mengelilingi kota kuno (Angga/detikTravel)
Kalau Anda datang naik kuda ke kota ini mungkin sudah seperti balik ke abad pertengahan (Angga/detikTravel)
Mdina umumnya dijuluki 'The Silent City' alias Kota Sunyi oleh penduduk asli. Sebab, penghuni kota yang menjadi warisan budaya ini tidak suka suasana ribut-ribut (Angga/detikTravel)
Penjaga tiket di pintu gerbang Mdina mewanti-wanti kami dan para wisatawan lain untuk tidak ribut atau berbicara terlalu keras di dalam kota, karena bisa mengganggu para warga setempat yang jumlahnya sekitar 300-an jiwa (Angga/detikTravel)
Masuk ke kota ini gratis, tapi ada tiga tempat yang mengharuskan Anda beli tiket, yaitu Museum of National History, Domus Romana, dan St Paul's Catacombs (Angga/detikTravel)
Traveler yang ingin keliling sekitar Mdina, bisa naik kendaraan kuno ini (Angga/detikTravel)