Foto: Barista Bule dan Kebun Kopi Peninggalan Belanda di Blitar

Kebun kopi ini terletak di Dusun Karanganyar, Desa Modangan, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar. Di atas lahan seluas 250 hektare, destinasi wisata kebun kopi bernama Keboen Kopi Karanganyar ini mengusung konsep agrohistory coffee (Erliana/detikTravel)


Arsitektur Belanda tetap dijaga keasliannya, dapat dilihat dari bangunan kantor, cafe hingga pabrik yang masih lengkap dengan cerobong asapnya (Erliana/detikTravel)


Kebun kopi ini ada sejak zaman Belanda, sekitar tahun 1874. Lalu diteruskan pemegang HGU yakni PT Harta Mulia tahun 1960. Tapi untuk destinasi wisata baru dibuka Desember 2016 lalu (Erliana/detikTravel)

Saat masuk kebun, pengunjung cukup membayar Rp 5.000 per orang. Petugas lalu memasangkan gelang kertas berwarna hijau, sebagai tanda kita sebagai pengunjungnya. Lalu seorang pemandu akan mengajak Anda menelusuri jalan setapak berkelok sejauh 300 meter (Erliana/detikTravel)


Namanya Koffie Boom Straat atau Djalan Pohon Kopi yang berisi beberapa plakat tentang sejarah kopi di Keboen Kopi Karanganyar (Erliana/detikTravel)


Selepas area itu, pengunjung dapat menyaksikan proses pembibitan, penanaman dan pemeliharaan pohon kopi sampai masa panen (Erliana/detikTravel)



Uniknya lagi, suasana zaman Belanda makin kental saat pengunjung dilayani oleh bule-bule yang belum fasih berbahasa Indonesia (Erliana/detikTravel)
Kopi Blitar menjadi andalan utama kopi yang bisa dinikmati di sini. Harganya sangat terjangkau, sekitar Rp 15 ribu per cangkir. Jika ingin membawa pulang, pengelola juga menyediakan kopi bubuk dalam 2 kemasan. Yang berat 150 gram seharga Rp 20 ribu, sedangkan berat 250 gram seharga Rp 30 ribu (Erliana/detikTravel)
Kebun kopi ini terletak di Dusun Karanganyar, Desa Modangan, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar. Di atas lahan seluas 250 hektare, destinasi wisata kebun kopi bernama Keboen Kopi Karanganyar ini mengusung konsep agrohistory coffee (Erliana/detikTravel)
Arsitektur Belanda tetap dijaga keasliannya, dapat dilihat dari bangunan kantor, cafe hingga pabrik yang masih lengkap dengan cerobong asapnya (Erliana/detikTravel)
Kebun kopi ini ada sejak zaman Belanda, sekitar tahun 1874. Lalu diteruskan pemegang HGU yakni PT Harta Mulia tahun 1960. Tapi untuk destinasi wisata baru dibuka Desember 2016 lalu (Erliana/detikTravel)
Saat masuk kebun, pengunjung cukup membayar Rp 5.000 per orang. Petugas lalu memasangkan gelang kertas berwarna hijau, sebagai tanda kita sebagai pengunjungnya. Lalu seorang pemandu akan mengajak Anda menelusuri jalan setapak berkelok sejauh 300 meter (Erliana/detikTravel)
Namanya Koffie Boom Straat atau Djalan Pohon Kopi yang berisi beberapa plakat tentang sejarah kopi di Keboen Kopi Karanganyar (Erliana/detikTravel)
Selepas area itu, pengunjung dapat menyaksikan proses pembibitan, penanaman dan pemeliharaan pohon kopi sampai masa panen (Erliana/detikTravel)
Uniknya lagi, suasana zaman Belanda makin kental saat pengunjung dilayani oleh bule-bule yang belum fasih berbahasa Indonesia (Erliana/detikTravel)
Kopi Blitar menjadi andalan utama kopi yang bisa dinikmati di sini. Harganya sangat terjangkau, sekitar Rp 15 ribu per cangkir. Jika ingin membawa pulang, pengelola juga menyediakan kopi bubuk dalam 2 kemasan. Yang berat 150 gram seharga Rp 20 ribu, sedangkan berat 250 gram seharga Rp 30 ribu (Erliana/detikTravel)