Sebuah desa nelayan di Nigeria bernama Makoko. Desa nelayan ini sudah ada sejak ratusan tahun lalu. Masih berada digaris kemiskinan, sebuah oragnisasi Non profit bernama Aid menawarkan pendidikan gratis kepada anak-anak di desa tersebut. (Akintunde Akinleye/Reuters)
Sekolah terapung ini dirancang khusus oleh arsitek Nigeria bernama Kunle Adeyemi. Adeyemi membuat sekolah terapung dari kayu dan tong sampah plastik yang didaur ulang. Bentuknya tak kalah unik, segitiga. (Akintunde Akinleye/Reuters)
Walaupun terapung, bangunan sekolah ini memiliki desain tahan badai dan banjir. Cuaca ini kerap kali menerjang Makoko jika musim hujan tiba. (Akintunde Akinleye/Reuters)
Bangunan ini mampu menampung 100 murid di dalamnya. Sampai saat ini, sudah ada 47 anak yang mendaftar sebagai murid. (Akintunde Akinleye/Reuters)
Layaknya sekolah lain, sekolah terapung ini juga memiliki seragam. Warnanya cantik, kuning dan biru. Bahasa yang digunakan pun bahasa Inggris lho! (Akintunde Akinleye/Reuters)
Tiap pagi, anak-anak ini akan berlayar menggunakan perahu untuk sampai di sekolah. (Akintunde Akinleye/Reuters)
Sebelum memulai pelajaran, murid perempuan akan bernyanyi terlebih dahulu. (Akintunde Akinleye/Reuters)
Setelah itu, mereka akan bersama-sama piket untuk membersihkan sampah dari kelas. Fasilitas seperti papan tulis dan spidol sudah melengkapi sekolah ini. (Akintunde Akinleye/Reuters)
Pembangunan sekolah dilakukan selama 3 tahun. Sekolah ini merupakan perbaikan dari sekolah lama mereka yang telah rusak. (Akintunde Akinleye/Reuters)