Foto: Perjalanan 5.854 Km Kelapa Ajaib dari Seychelles ke Cirebon

Inilah batok Kelapa Janggi, salah satu benda pusaka di Museum Keraton Kasepuhan Cirebon. Bentuknya unik karena seperti kembar siam (Sudirman Wamad/detikTravel)
Batok Kelapa Janggi ini adalah milik Pangeran Cakrabuana, sultan pertama Keraton Kasepuhan (Sudirman Wamad/detikTravel)
Batok kelapa ini menjadi alat dakwah Islam oleh Pangeran Cakrabuana. Batok ini dipercaya bisa menyembuhkan penyakit (Sudirman Wamad/detikTravel}
Sejarahnya, batok kelapa ini ditemukan Pangeran Cakrabuana di Pantai Aden (Yaman) tahun 1390 dalam perjalanan ke Tanah Suci, Makkah (Sudirman Wamad/detikTravel)
Ternyata Kelapa Janggi ini berasal dari hutan Vallee de Mai di Pulau Praslin, Seychelles, timur Afrika. Jaraknya 5.854 km dari Cirebon di Indonesia (Fitraya/detikTravel)
Nama aslinya adalah Coco de Mer (Lodoicea maldivica). Ini adalah kelapa endemik yang cuma ada di Seychelles (Fitraya/detikTravel)
Pohon jantannya punya semacam bunga jantan yang bentuknya seperti penis (Fitraya/detikTravel)
Buah kelapa ini memang seperti datang dari zaman purba. Lebih besar dari helm balap motor, beratnya sekitar 15 kg, butuh waktu 5-7 tahun untuk masak (Fitraya/detikTravel)
Yang betina punya semacam bunga yang terbuka siang hari. Pembuahan dilakukan oleh angin atau lebah yang membawa serbuk sari dari bunga jantan (Fitraya/detikTravel)
Junia Joubert dari Seychelles Tourism Board menunjukan bunga Coco de Mer dari pohon jantan di tangan kanan, dan batok kelapa Coco de Mer yang mirip belahan pantat (Fitraya/detikTravel)
Inilah batok Kelapa Janggi, salah satu benda pusaka di Museum Keraton Kasepuhan Cirebon. Bentuknya unik karena seperti kembar siam (Sudirman Wamad/detikTravel)
Batok Kelapa Janggi ini adalah milik Pangeran Cakrabuana, sultan pertama Keraton Kasepuhan (Sudirman Wamad/detikTravel)
Batok kelapa ini menjadi alat dakwah Islam oleh Pangeran Cakrabuana. Batok ini dipercaya bisa menyembuhkan penyakit (Sudirman Wamad/detikTravel}
Sejarahnya, batok kelapa ini ditemukan Pangeran Cakrabuana di Pantai Aden (Yaman) tahun 1390 dalam perjalanan ke Tanah Suci, Makkah (Sudirman Wamad/detikTravel)
Ternyata Kelapa Janggi ini berasal dari hutan Vallee de Mai di Pulau Praslin, Seychelles, timur Afrika. Jaraknya 5.854 km dari Cirebon di Indonesia (Fitraya/detikTravel)
Nama aslinya adalah Coco de Mer (Lodoicea maldivica). Ini adalah kelapa endemik yang cuma ada di Seychelles (Fitraya/detikTravel)
Pohon jantannya punya semacam bunga jantan yang bentuknya seperti penis (Fitraya/detikTravel)
Buah kelapa ini memang seperti datang dari zaman purba. Lebih besar dari helm balap motor, beratnya sekitar 15 kg, butuh waktu 5-7 tahun untuk masak (Fitraya/detikTravel)
Yang betina punya semacam bunga yang terbuka siang hari. Pembuahan dilakukan oleh angin atau lebah yang membawa serbuk sari dari bunga jantan (Fitraya/detikTravel)
Junia Joubert dari Seychelles Tourism Board menunjukan bunga Coco de Mer dari pohon jantan di tangan kanan, dan batok kelapa Coco de Mer yang mirip belahan pantat (Fitraya/detikTravel)