Foto: Kehidupan di Pegunungan Yaman yang Orang Jarang Tahu

Puncak Pegunungan Dhalamlam, terdapat pemukiman yang belum modern. Mereka hidup tanpa listrik atau air mengalir. (Abduljabbar Zeyad/Instagram)



Hal ini disebabkan oleh perang saudara yang ada di Yaman. Penduduk pun hanya menggunakan cahaya matahari sebagai penerangan alami. (Abduljabbar Zeyad/Instagram)



Saat malam tiba, mereka akan masak dengan perapian terbuka. Hal ini juga menjadi penerang di kala malam. Untuk mengolah bahan makanan seperti tepung pun dibuat secara tradisional. (Abduljabbar Zeyad/Instagram)

Masuk ke dalam Distrik Jafariya di Propinsi Raymah Barat, sekitar 90 km dari Ibukota Sana'a, para penduduknya punya cara sendiri untuk mengangkut barang. Mereka menggunakan kereta gantung. (Abduljabbar Zeyad/Instagram)



Kereta gantung ini dihidupkan dari generator mobil jeep. Kereta gantung ini hanya digunakan untuk mengantar barang dari satu puncak ke puncak yang lain sepanjang 1.200 meter. (Abduljabbar Zeyad/Instagram)



Seringkali, para penduduk mengangkut barang menggunakan keledai sampai puncak. Jangan bayangkan undakan anak tangganya,banyak dan berat. Kamu nggak akan kuat! (Abduljabbar Zeyad/Instagram)



Kebanyakan dari penduduk bercocok tanam dan berternak lebah madu. Madu dari desa-desa puncak ini dijual di seluruh Yaman karena punya kualitas yang bagus. (Abduljabbar Zeyad/Instagram)

Walau berada di puncak pegunungan, para penduduk juga membangun sekolah demi masa depan anak-anak mereka. (Abduljabbar Zeyad/Instagram)


Cara mereka mendapatkan air adalah dengan menampung air hujan dan dari dalam batu yang sudah ada selama ratusan tahun. (Abduljabbar Zeyad/Instagram)



Jika hari cukup panas, penampungan air ini digunakan oleh anak-anak untuk bermain air. (Abduljabbar Zeyad/Instagram)



Yang ekstrem, anak-anak tak punya lapangan bermain. Sehingga seringkali mereka memanjat ke atap rumah dan menikmati pemandangan. (Abduljabbar Zeyad/Instagram)


Kalau mau naik ayunan dibuat dengan cara mengaitkan tali di dahan pohon yang diapit ke dalam dinding rumah. Rumah-rumah mereka terbuat dari batu. (Abduljabbar Zeyad/Instagram)

Puncak Pegunungan Dhalamlam, terdapat pemukiman yang belum modern. Mereka hidup tanpa listrik atau air mengalir. (Abduljabbar Zeyad/Instagram)
Hal ini disebabkan oleh perang saudara yang ada di Yaman. Penduduk pun hanya menggunakan cahaya matahari sebagai penerangan alami. (Abduljabbar Zeyad/Instagram)
Saat malam tiba, mereka akan masak dengan perapian terbuka. Hal ini juga menjadi penerang di kala malam. Untuk mengolah bahan makanan seperti tepung pun dibuat secara tradisional. (Abduljabbar Zeyad/Instagram)
Masuk ke dalam Distrik Jafariya di Propinsi Raymah Barat, sekitar 90 km dari Ibukota Sanaa, para penduduknya punya cara sendiri untuk mengangkut barang. Mereka menggunakan kereta gantung. (Abduljabbar Zeyad/Instagram)
Kereta gantung ini dihidupkan dari generator mobil jeep. Kereta gantung ini hanya digunakan untuk mengantar barang dari satu puncak ke puncak yang lain sepanjang 1.200 meter. (Abduljabbar Zeyad/Instagram)
Seringkali, para penduduk mengangkut barang menggunakan keledai sampai puncak. Jangan bayangkan undakan anak tangganya,banyak dan berat. Kamu nggak akan kuat! (Abduljabbar Zeyad/Instagram)
Kebanyakan dari penduduk bercocok tanam dan berternak lebah madu. Madu dari desa-desa puncak ini dijual di seluruh Yaman karena punya kualitas yang bagus. (Abduljabbar Zeyad/Instagram)
Walau berada di puncak pegunungan, para penduduk juga membangun sekolah demi masa depan anak-anak mereka. (Abduljabbar Zeyad/Instagram)
Cara mereka mendapatkan air adalah dengan menampung air hujan dan dari dalam batu yang sudah ada selama ratusan tahun. (Abduljabbar Zeyad/Instagram)
Jika hari cukup panas, penampungan air ini digunakan oleh anak-anak untuk bermain air. (Abduljabbar Zeyad/Instagram)
Yang ekstrem, anak-anak tak punya lapangan bermain. Sehingga seringkali mereka memanjat ke atap rumah dan menikmati pemandangan. (Abduljabbar Zeyad/Instagram)
Kalau mau naik ayunan dibuat dengan cara mengaitkan tali di dahan pohon yang diapit ke dalam dinding rumah. Rumah-rumah mereka terbuat dari batu. (Abduljabbar Zeyad/Instagram)