Foto: Kota Tanpa Matahari di Eropa

Kota ini bernama Rjukan yang berada di Norwegia. Berjarak 2 jam dari Oslo, ibukota negara Norwegia, masyarakat di sana hidup dengan cahaya pantulan matahari dari cermin raksasa di atas bukit (AFP)

Tepatnya di musim dingin, selama 6 bulan dari September sampai Maret, cahaya matahari tidak sampai ke kotanya. Sebabnya, karena lereng-lereng curam dan pegunungan yang mengepung kotanya (Reuters)

Adalah Martin Andre, seorang warga yang bekerja di pembangkit hidroelektrik di sana yang membuat cermin raksasa tersebut di tahun 2013. Dia membuat tiga cermin khusus berukuran 17 meter persegi dan diletakan di atas lereng gunung setinggi 450 meter. Cerminnya menggunakan metode heliostat (Varden)

Heliostat adalah salah satu cara baru untuk memanfaatkan sinar matahari sebagai penerangan. Tetapi, itu tidak mengkonversi panas menjadi energi listrik melainkan hanya memanfaatkan sinar matahari untuk dipantulkan ke dalam sebuah ruang sebagai penerangan (Reuters)

Cahaya matahari yang terpantul dari cermin-cermin tersebut, bisa menerangi kota seluas 600 meter persegi (Reuters)

Kota Rjukan sendiri dihuni oleh sekitar 3.500 penduduk. Walau sudah mendapat pantulan cahaya matahari, tetap saja suasana kotanya sedikit gelap seperti malam. Namun, masyarakatnya sudah bersyukur bisa kena cahaya matahari (ABC)

Andersen menggelontorkan dana sampai 5 juta Nok atau sekitar Rp 8 Miliar. Kabarnya, uang sebanyak itu didapatkan dari hasil sponsor dan bantuan pemerintah. Dia pun begitu dielukan oleh penduduk Rjukan (Reuters)

Saat musim dingin, Rjukan menjadi destinasi wisata yang unik. Selamat datang di kota tanpa matahari, tapi setidaknya masih terang dengan pantulan cahayanya (Reuters)

Kota ini bernama Rjukan yang berada di Norwegia. Berjarak 2 jam dari Oslo, ibukota negara Norwegia, masyarakat di sana hidup dengan cahaya pantulan matahari dari cermin raksasa di atas bukit (AFP)
Tepatnya di musim dingin, selama 6 bulan dari September sampai Maret, cahaya matahari tidak sampai ke kotanya. Sebabnya, karena lereng-lereng curam dan pegunungan yang mengepung kotanya (Reuters)
Adalah Martin Andre, seorang warga yang bekerja di pembangkit hidroelektrik di sana yang membuat cermin raksasa tersebut di tahun 2013. Dia membuat tiga cermin khusus berukuran 17 meter persegi dan diletakan di atas lereng gunung setinggi 450 meter. Cerminnya menggunakan metode heliostat (Varden)
Heliostat adalah salah satu cara baru untuk memanfaatkan sinar matahari sebagai penerangan. Tetapi, itu tidak mengkonversi panas menjadi energi listrik melainkan hanya memanfaatkan sinar matahari untuk dipantulkan ke dalam sebuah ruang sebagai penerangan (Reuters)
Cahaya matahari yang terpantul dari cermin-cermin tersebut, bisa menerangi kota seluas 600 meter persegi (Reuters)
Kota Rjukan sendiri dihuni oleh sekitar 3.500 penduduk. Walau sudah mendapat pantulan cahaya matahari, tetap saja suasana kotanya sedikit gelap seperti malam. Namun, masyarakatnya sudah bersyukur bisa kena cahaya matahari (ABC)
Andersen menggelontorkan dana sampai 5 juta Nok atau sekitar Rp 8 Miliar. Kabarnya, uang sebanyak itu didapatkan dari hasil sponsor dan bantuan pemerintah. Dia pun begitu dielukan oleh penduduk Rjukan (Reuters)
Saat musim dingin, Rjukan menjadi destinasi wisata yang unik. Selamat datang di kota tanpa matahari, tapi setidaknya masih terang dengan pantulan cahayanya (Reuters)