Rumah Limas berdiri di Museum Negeri Sumatra Selatan atau lebih dikenal Museum Balaputra Dewa. Rumah yang terbuat dari kayu itu sudah dibangun sejak tahun 1830 dan bebrapa kali berpindah tempat. (Raja Adil Siregar/detikTravel)
Ada banyak keistimewaan hingga rumah Limas ini dicetak di uang pecahan Rp 10 ribu. Salah satunya terdapat pada bagian atap dengan ornamen berbentuk Simbar. Simbar ini bukan hanya sebagai hiasan, tapi juga sebagai penangkal petir. (Raja Adil Siregar/detikTravel)
Jumlah Simbar itu berbeda-beda, kalau ada dua itu melambangkan Adam Hawa. Tiga itu melambangkan matahari, bulan dan bintang. Empat itu sahabat nabi dan lima itu menggambarkan rukun islam. (Raja Adil Siregar/detikTravel)
Saat memasuki bagian dalam bangunan, terlihat kondisi bangunan masih berdiri kokoh. Setiap pengunjung yang datang akan dipandu oleh pamong di museum. (Raja Adil Siregar/detikTravel)
Dari luar terlihat fentilasi udara, selain sebagai fentilasi juga berfungsi melihat tamu yang datang. Sebaliknya, tamu tak akan bisa melihat orang di dalam rumah itu. (Raja Adil Siregar/detikTravel)
Rumah Limas memang dibuat berjenjang dengan beberapa kamar, ini bukan untuk membedakan kasta si penghuni rumah. Jenjang pertama terdapat dinding yang juga dapat dijadikan plafon jika sedang ada acara keluarga pada masa itu. (Raja Adil Siregar/detikTravel)
Artinya ada keluarga besar yang tinggal disini. Terlihat dari jumlah kamar dan jenjang, kalau tamu datang ramai maka dinding akan diangkat jadi palfon. (Raja Adil Siregar/detikTravel)
Isi bagian dalam Rumah Limas (Raja Adil/detikTravel)