Desa Houtouwan, begitulah nama desa ini. Desa terpencil ini terletak di Kepulauan Shengshan di sebelah timur Kota Shanghai. (AFP)
Desa Houtouwan didirikan sekitar tahun 1950. Dahulu, Desa Houtouwan perkampungan nelayan yang berkembang dengan pesat. (AFP/Getty Images)
Namun di awal tahun 1990-an, desa ini mulai ditinggalkan oleh penduduknya. Penyebabnya, banyak penduduk desa yang pindah ke China Daratan (Mainland) untuk mencari pekerjaan dan penghidupan yang lebih baik. (AFP/Getty Images)
Kepindahan massal ini membuat desa ini kosong melompong dan tak berpenghuni. Puluhan tahun berlalu, desa ini pun 'diselimuti' lumut dan tanaman merambat lainnya. (AFP/Getty Images)
Meski diselimuti lumut dan tanaman merambat, desa ini malah jadi cantik. Desa ini seperti diselimuti permadani hijau sejauh mata memandang. (AFP/Getty Images)
Hampir seluruh sudut bangunan di desa ini ditumbuhi tanaman. Desa ini baru naik daun ke publik sejak ditemukan kembali tahun 2015 silam. (AFP/Getty Images)
Tampak rumah-rumah di desa ini tidak terawat. Genteng pun bolong dan rusak ditinggalkan oleh penghuninya. (AFP/Getty Images)
Kini, Desa Houtouwan mulai dilirik lagi untuk dikunjungi wisatawan. Mereka yang datang ke sini biasanya untuk jalan-jalan dan berfoto. (AFP/Getty Images)
Pemerintah kota setempat pun menetapkan tiket masuk bagi wisatawan yang berkunjung ke Desa Houtouwan. Per orangnya, 50 Yuan (setara Rp 110 ribuan). (AFP/Getty Images)
Untuk menuju ke sini, traveler bisa naik kapal dari pelabuhan di Hangzhou Bay. Hanya butuh waktu kurang dari 2 jam untuk bisa sampai ke sini. (AFP)