Kata AKBP Kholilur Rochman, Kapolres Lombok Tengah, musala berjalan ini untuk mengakomodir keterbatasan musala yang ada di kawasan Mandalika (Dok. Polres Lombok Tengah)
Ide awal bikin musala berjalan ini karena Kepolisian Lombok Tengah ikut parade malam lebaran. Daripada dibongkar mobil itu dioperasionalkan menjadi musala berjalan dan akan keliling di beberapa tempat wisata Mandalika (Dok. Polres Lombok Tengah)
Musala berjalan jadi solusi tempat ibadah karena jarak pantainya yang jauh dengan tempat ibadah. Traveler sedang antre salat di musala berjalan (Dok. Polres Lombok Tengah)
Polres Lombok Tengah ingin menunjang wisata halal yang ada di sana. Musala berjalan ini juga digunakan sebagai public address untuk mengingatkan wisatawan agar jangan mandi terlalu ke tengah laut atau imbauan lainnya (Dok. Polres Lombok Tengah)
Musala berjalan yang dibikin Polisi Loteng bisa muat 12 orang sekaligus imamnya. Tak hanya itu, pihaknya juga menyediakan truk tanki 5000 ribu liter yang dioperasikan bersamaan sebagai tempat wudhunya (Dok. Polres Lombok Tengah)
Menurut Kholilur, wisatawan memadati Pantai Kuta dan kawasan Mandalika pada masa libur Lebaran Ketupat yang berjarak satu minggu setelah Hari Raya Idhul Fitri. Oleh karena itu musala berjalan dioperasikan sejak Jumat lalu di Pantai Seger (Dok. Polres Lombok Tengah)
Pengoperasian musala berjalan dari hari Jumat kemarin hingga Minggu esok. Di kawasan Pantai Seger dikatakan minim fasilitas padahal pengunjungnya banyak (Dok. Polres Lombok Tengah)
Di musala berjalan buatan Polres Lombok Tengah ini ada sajada, sarung, mukena. Masyarakat bersyukur karena bisa berwisata tanpa meninggalkan ibadah (Dok. Polres Lombok Tengah)