Pertunjukan Tari Eisa ini masih ada di dalam komplek Okinawa World. Tari Eisa yang hanya ada di Festival Bon (di pulau utama Jepang disebut Festival Bon Odori) disajikan di sini dalam skala kecil (Masaul/detikTravel)
Dalam Tari Eisa ini, traveler dapat menikmati pula semua seni pertunjukan orang-orang Okinawa, seperti alat musik tabuh, tarian singa, dan angama. Tari ini memang asli dari Pulau Okinawa (Masaul/detikTravel)
Setiap kelompok pemuda di Pulau Okinawa menjelang Festival Bon akan membentuk kelompok Eisa-nya sendiri. Tentu dengan perbedaannya masing-masing (Masaul/detikTravel)
Melihat Tari Eisa yang diselingi tarian singa sudah pasti seperti pertunjukan barongsai China. Namun ada yang berbeda, tabuhan musiknya berasal dari jidor dan beberapa alat musik lainnya serta muka singa ini adalah muka dari shisa, yakni singa khas Okinawa yang meniru singa penjaga dari China (Masaul/detikTravel)
Nah di tengah-tengah tarian singa ini ada dagelannya. Dua aktor bertopeng lucu muncul dari belakang panggung, mereka mendekati sang singa dan mengodanya (Masaul/detikTravel)
Diiringi jidor besar dan gong, si aktor dagelan itu juga mirip aktor Ketoprak 'Belong dan Kancil', yakni mengajak penonton ke panggung untuk sekadar berfoto bersama (Masaul/detikTravel)
Okinawa memang kental dengan percampuran budayanya. Namun yang paling kental di pulau ini adalah kebudayaan dari China karena daratannya terbilang dekat (Masaul/detikTravel)
Yang tak boleh dilakukan penonton saat menonton Tari Eisa yakni melakukan pemotretan selama pertunjukan berlangsung. Mereka hanya diperkenankan mengambil foto saat sesi dagelan saja (Masaul/detikTravel)
Suvenir berbahan bambu yang dijual setelah pertunjukan Tari Eisa selesai (Masaul/detikTravel)