Ada sebuah penginapan unik di Kepulauan Laesoe, Denmark. Atapnya bukan genteng biasa, tetapi timbunan rumput laut kering seberat 32 ton (Adam Schnack/airbnb)
Dari kejauhan, penginapan ini seperti ditimbun tumpukan jerami kering. Tumpukan itu sebenarnya bukanlah jerami ataupun rumbia, melainkan rumput laut kering yang beratnya mencapai 32 ton (Adam Schnack/airbnb)
Melangkah masuk ke dalam penginapan, ada 6 ruangan. Suasananya cukup cozy, dengan interior bergaya modern (Adam Schnack/airbnb)
Untuk kamar tidurnya, ada 2. Wisatawan bisa menyewa kamar ini lewat situs Airbnb. Per malamnya, kamar ini dibanderol sebesar 233 Poundsterling per malam (setara Rp 4,3 juta) (Adam Schnack/airbnb)
Wah, mahal juga ya! Harga semahal itu tentu sebanding dengan fasilitas dan pengalaman yang akan didapatkan traveler. Ada pantry dan ruangan untuk mencuci (Adam Schnack/airbnb)
Rumah yang dibangun dari sejak abad ke-18 ini memang bersejarah. Bahkan sudah ditetapkan sebagai cagar budaya Denmark di tahun 1989 (dok. Adam Schnack/airbnb)
Di abad ke-18, banyak rumah di Kepulauan Laesoe yang memakai rumput laut sebagai atapnya. Ada kurang lebih 250-an rumah (Adam Schnack/airbnb)
Tapi sayang, di tahun 1930-an ada wabah penyakit yang menyerang rumput laut sehingga para tukang bangunan beralih ke material lain (Adam Schnack/airbnb)
Kini, hanya tinggal tersisa 20 rumah saja. 'The Seaweed House' otomatis jadi yang bisa dilihat dan diinapi oleh wisatawan (Adam Schnack/airbnb)
Kearifan lokal warga Pulau Laesoe menggunakan rumput laut sebagai atap bangunan ternyata bukan tanpa alasan. Kandungan garam yang tinggi membuat material atap ini tahan terhadap kebakaran. (Adam Schnack/airbnb)