Foto: Perjuangan Pedagang Pegaf, Masuk Jurang Hingga Ditembak

Berbagai cerita menarik saya dapat dari sejumlah warga di sana, salah satunya dari pendatang yang bekerja sebagai pedagang (Masaul/detikTravel)


Sebagai gambaran, para pedagang yang memiliki warung atau toko di Kabupaten Arfak didominasi pendatang dari Toraja atau Makassar. Satu lagi pedagang di sana yakni pedagang keliling yang menggunakan motor. Mereka menjual berbagai kebutuhan pokok hingga makan ringan (Masaul/detikTravel)


Ini Imam Saputro (25), ia adalah pedagang keliling dari Demak. Ia sudah 3 tahun berjualan di Anggi (Masaul/detikTravel)


Imam sebelumnya bekerja sebagai satpam dan kemudian melanjutkan perjalanannya sampai di Kampung SP, Manokwari (Masaul/detikTravel)


Putus kontrak di Demak lalu ditawari kerjaan oleh keluarga di Papua Barat. Walau dilarang pergi orang tua ia tetap keukeuh dan memutuskan pergi dan kerja pertama kali di toko sepatu di Prafi, Manokwari (Masaul/detikTravel)


Inilah awal dari perjalanannya. Ia tekun mengumpulkan modal untuk membeli motor agar bisa berjualan di kabupaten di atas awan, Pegaf. Modal nekatlah yang membawanya sampai ke Anggi (Masaul/detikTravel)

 
Medan yang parah membuat ia terjungkal di jurang sebanyak 5 kali. Pernah pula ditembak dan dipalak 3 bulan lalu (Masaul/detikTravel)

 
Imam pernah pula dikejar oleh 4 orang warga kampung Penibut. Masalah sepele yaitu tidak memberi jajan ke anak yang nangis saat berlangsungnya ibadah gereja. Hal ini mengingat perjuangan yang sedemikian rupa (Masaul/detikTravel)


Peluh hingga air mata tak dirasakan Imam. Ia pernah memungut barang dagangannya saat ia hanyut melewati sebuah sungai yang debit airnya sedang naik. Kerja keras membuahkan hasil, setelah berjualan keliling selama 3 tahun, ia bisa membangun rumahnya sendiri di Demak, Jawa Tengah (Masaul/detikTravel)
Berbagai cerita menarik saya dapat dari sejumlah warga di sana, salah satunya dari pendatang yang bekerja sebagai pedagang (Masaul/detikTravel)
Sebagai gambaran, para pedagang yang memiliki warung atau toko di Kabupaten Arfak didominasi pendatang dari Toraja atau Makassar. Satu lagi pedagang di sana yakni pedagang keliling yang menggunakan motor. Mereka menjual berbagai kebutuhan pokok hingga makan ringan (Masaul/detikTravel)
Ini Imam Saputro (25), ia adalah pedagang keliling dari Demak. Ia sudah 3 tahun berjualan di Anggi (Masaul/detikTravel)
Imam sebelumnya bekerja sebagai satpam dan kemudian melanjutkan perjalanannya sampai di Kampung SP, Manokwari (Masaul/detikTravel)
Putus kontrak di Demak lalu ditawari kerjaan oleh keluarga di Papua Barat. Walau dilarang pergi orang tua ia tetap keukeuh dan memutuskan pergi dan kerja pertama kali di toko sepatu di Prafi, Manokwari (Masaul/detikTravel)
Inilah awal dari perjalanannya. Ia tekun mengumpulkan modal untuk membeli motor agar bisa berjualan di kabupaten di atas awan, Pegaf. Modal nekatlah yang membawanya sampai ke Anggi (Masaul/detikTravel) 
Medan yang parah membuat ia terjungkal di jurang sebanyak 5 kali. Pernah pula ditembak dan dipalak 3 bulan lalu (Masaul/detikTravel) 
Imam pernah pula dikejar oleh 4 orang warga kampung Penibut. Masalah sepele yaitu tidak memberi jajan ke anak yang nangis saat berlangsungnya ibadah gereja. Hal ini mengingat perjuangan yang sedemikian rupa (Masaul/detikTravel)
Peluh hingga air mata tak dirasakan Imam. Ia pernah memungut barang dagangannya saat ia hanyut melewati sebuah sungai yang debit airnya sedang naik. Kerja keras membuahkan hasil, setelah berjualan keliling selama 3 tahun, ia bisa membangun rumahnya sendiri di Demak, Jawa Tengah (Masaul/detikTravel)