Foto: Gerbang Alam Gaib di Keraton Kanoman Cirebon

Inilah Si Blawong, gerbang putih di Keraton Kanoman Cirebon (Sudirman/detikTravel)

Pintu gerbang besar berwarna putih yang berada di area Siti Hinggil komplek Keraton Kanoman Cirebon dipercaya memiliki daya mistis kuat (Sudirman/detikTravel)

Si Blawong berdiri kokoh setinggi kisaran 8 meter (Sudirman/detikTravel)

Jubir Keraton mengatakan, arti dari Si Blawong artinya tinggi, dari bahasa Sunda kuno (Sudirman/detikTravel)

Berdasarkan naskah kuno Si Blawong sudah ada sejak era Prabu Jayabhupati sekitar tahun 1030 hingga 1042 masehi (Sudirman/detikTravel)

Sri Jayabhupati adalah Raja Kerajaan Padjajaran yang ke-20. Pintu ini sempat terbengkalai setelah Jayabhupati wafat, karena ada perebutan warisan antar keturunannya (Sudirman/detikTravel)

Dalam perkembangannya Si Blawong dimanfatkan menjadi akses masuk ke komplek Ksiti Hinggi pada era Keprabonan Caruban (Sudirman/detikTravel)

Saat ini, Si Blawong selalu dibuka saat Ritual Panjang Jimat atau Maulid Nabi (Sudirman/detikTravel)

Inilah Si Blawong, gerbang putih di Keraton Kanoman Cirebon (Sudirman/detikTravel)
Pintu gerbang besar berwarna putih yang berada di area Siti Hinggil komplek Keraton Kanoman Cirebon dipercaya memiliki daya mistis kuat (Sudirman/detikTravel)
Si Blawong berdiri kokoh setinggi kisaran 8 meter (Sudirman/detikTravel)
Jubir Keraton mengatakan, arti dari Si Blawong artinya tinggi, dari bahasa Sunda kuno (Sudirman/detikTravel)
Berdasarkan naskah kuno Si Blawong sudah ada sejak era Prabu Jayabhupati sekitar tahun 1030 hingga 1042 masehi (Sudirman/detikTravel)
Sri Jayabhupati adalah Raja Kerajaan Padjajaran yang ke-20. Pintu ini sempat terbengkalai setelah Jayabhupati wafat, karena ada perebutan warisan antar keturunannya (Sudirman/detikTravel)
Dalam perkembangannya Si Blawong dimanfatkan menjadi akses masuk ke komplek Ksiti Hinggi pada era Keprabonan Caruban (Sudirman/detikTravel)
Saat ini, Si Blawong selalu dibuka saat Ritual Panjang Jimat atau Maulid Nabi (Sudirman/detikTravel)