Foto: Kerennya Museum Imigrasi di Australia

Inilah Immigration Museum, sebuah tempat untuk mengenal lebih jauh mengenai berbagai warga yang migrasi ke wilayah Australia (Shinta/detikTravel)



Lokasinya cukup strategis. Dari Flinders Station, traveler menuju ke kanan. Di sepanjang jalan Flinders tersebut adalah letak museum ini (Shinta/detikTravel)


Immigration Museum tidak hanya membahas orang-orang bermigrasi ke Australia. Tapi juga mengenal bagaimana imigrasi di belahan dunia, termasuk Indonesia (Shinta/detikTravel)



Misalnya, traveler akan diberi informasi mengenai motif orang yang bermigrasi ke Australia. Apa saja usaha mereka untuk menjadi WN Australia, atau hanya menetap (Shinta/detikTravel)



Serunya, museum dibuat interaktif dan menarik untuk para pengunjung (Shinta/detikTravel)


Bentuk museum seperti labirin, sehingga traveler serasa berpetualang di dalamnya (Shinta/detikTravel)


Traveler juga bisa belajar bagaimana imigrasi dari berbagai belahan dunia, salah satunya dengan lihat aneka paspor dari berbagai negara ini (Shinta/detikTravel)


Beberapa fitur juga menjelaskan bagaimana Australia dulu dan sekarang. Seperti teknologi yang mengajak traveler seakan-akan berada di dalam tram (Shinta/detikTravel)


Budaya dan kepercayaan di dunia juga jadi salah satu topik yang menarik di sini. Salah satu yang ditampilkan adalah kitab suci Al Quran (Shinta/detikTravel)


Ada juga booth unik, di mana ada satu pasangan yang ingin memasuki wilayah Australia, traveler bisa seakan-akan jadi sang pewawancara! (Shinta/detikTravel)


Beberapa cerita budaya Australia juga sering ditemukan di berbagai sudut (Shinta/detikTravel)


Bagian luarnya punya toko suvenir. Traveler bisa membeli berbagai macam pernak-pernik atau koleksi atau buah tangan kerabat di rumah (Shinta/detikTravel)
Inilah Immigration Museum, sebuah tempat untuk mengenal lebih jauh mengenai berbagai warga yang migrasi ke wilayah Australia (Shinta/detikTravel)
Lokasinya cukup strategis. Dari Flinders Station, traveler menuju ke kanan. Di sepanjang jalan Flinders tersebut adalah letak museum ini (Shinta/detikTravel)
Immigration Museum tidak hanya membahas orang-orang bermigrasi ke Australia. Tapi juga mengenal bagaimana imigrasi di belahan dunia, termasuk Indonesia (Shinta/detikTravel)
Misalnya, traveler akan diberi informasi mengenai motif orang yang bermigrasi ke Australia. Apa saja usaha mereka untuk menjadi WN Australia, atau hanya menetap (Shinta/detikTravel)
Serunya, museum dibuat interaktif dan menarik untuk para pengunjung (Shinta/detikTravel)
Bentuk museum seperti labirin, sehingga traveler serasa berpetualang di dalamnya (Shinta/detikTravel)
Traveler juga bisa belajar bagaimana imigrasi dari berbagai belahan dunia, salah satunya dengan lihat aneka paspor dari berbagai negara ini (Shinta/detikTravel)
Beberapa fitur juga menjelaskan bagaimana Australia dulu dan sekarang. Seperti teknologi yang mengajak traveler seakan-akan berada di dalam tram (Shinta/detikTravel)
Budaya dan kepercayaan di dunia juga jadi salah satu topik yang menarik di sini. Salah satu yang ditampilkan adalah kitab suci Al Quran (Shinta/detikTravel)
Ada juga booth unik, di mana ada satu pasangan yang ingin memasuki wilayah Australia, traveler bisa seakan-akan jadi sang pewawancara! (Shinta/detikTravel)
Beberapa cerita budaya Australia juga sering ditemukan di berbagai sudut (Shinta/detikTravel)
Bagian luarnya punya toko suvenir. Traveler bisa membeli berbagai macam pernak-pernik atau koleksi atau buah tangan kerabat di rumah (Shinta/detikTravel)