Foto: Sakralnya Tradisi Nyangku di Ciamis

Tradisi Upacara Adat Nyangku di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, merupakan prosesi penyucian benda pusaka peninggalan Raja Panjalu Prabu Sanghyang Borosngora. (Dadang Hermansyah/detikTravel)


Tradisi tersebut digelar setiap satu tahun sekali pada bulan Robiul Awal atau Maulud. Nyangku juga sekaligus sebagai peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. (Dadang Hermansyah/detikTravel)


Nyangku sudah dilakukan sejak zaman dulu secara turun temurun. Tujuannya untuk mengenang jasa Prabu Sanghyang Borosngora yang telah menyampaikan ajaran Islam. (Dadang Hermansyah/detikTravel)


Nyangku diawali dengan mengeluarkan benda-benda pusaka peninggalan Raja Panjalu dari Bumi alit (Museum tempat menyimpan benda pusaka) oleh petugas. (Dadang Hermansyah/detikTravel)


Selanjutnya pusaka tersebut diarak dibawa dengan cara digendong (diais) oleh para keturunan Raja Panjalu dan warga terpilih. Pusaka lalu diarak diiringi dengan solawat dan alat musik gembyung menuju Nusa Gede. (Dadang Hermansyah/detikTravel)


Setelah itu, pusaka diarak kembali menuju Taman Borosngora Alun-alun Panjalu untuk dilakukan ritual Jamas, atau membersihkan atau mencuci benda pusaka tersebut. (Dadang Hermansyah/detikTravel)


Satu persatu pusaka dibersihkan dengan menggunakan Tujuh sumber mata air dari beberapa tempat atau disebut ‘Cai Karomah Tirta Kahuripan’. (Dadang Hermansyah/detikTravel)

Prosesi Jamas, pertama pembungkus pusaka dibuka lalu dibawa menuju tempat pembersihan yang terbuat dari bambu yang terletak di tengah taman. (Dadang Hermansyah/detikTravel)



Tahap akhir, setelah dibersihkan pusaka diolesi minyak khusus kemudian dibungkus kain putih dan disimpan kembali ke Pasucian Bumi alit. (Dadang Hermansyah/detikTravel)



Prosesi ini dipusatkan di Taman Borosngora Alun-alun Panjalu Senin (3/12/2018). (Dadang Hermansyah/detikTravel)
Tradisi Upacara Adat Nyangku di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, merupakan prosesi penyucian benda pusaka peninggalan Raja Panjalu Prabu Sanghyang Borosngora. (Dadang Hermansyah/detikTravel)
Tradisi tersebut digelar setiap satu tahun sekali pada bulan Robiul Awal atau Maulud. Nyangku juga sekaligus sebagai peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. (Dadang Hermansyah/detikTravel)
Nyangku sudah dilakukan sejak zaman dulu secara turun temurun. Tujuannya untuk mengenang jasa Prabu Sanghyang Borosngora yang telah menyampaikan ajaran Islam. (Dadang Hermansyah/detikTravel)
Nyangku diawali dengan mengeluarkan benda-benda pusaka peninggalan Raja Panjalu dari Bumi alit (Museum tempat menyimpan benda pusaka) oleh petugas. (Dadang Hermansyah/detikTravel)
Selanjutnya pusaka tersebut diarak dibawa dengan cara digendong (diais) oleh para keturunan Raja Panjalu dan warga terpilih. Pusaka lalu diarak diiringi dengan solawat dan alat musik gembyung menuju Nusa Gede. (Dadang Hermansyah/detikTravel)
Setelah itu, pusaka diarak kembali menuju Taman Borosngora Alun-alun Panjalu untuk dilakukan ritual Jamas, atau membersihkan atau mencuci benda pusaka tersebut. (Dadang Hermansyah/detikTravel)
Satu persatu pusaka dibersihkan dengan menggunakan Tujuh sumber mata air dari beberapa tempat atau disebut ‘Cai Karomah Tirta Kahuripan’. (Dadang Hermansyah/detikTravel)
Prosesi Jamas, pertama pembungkus pusaka dibuka lalu dibawa menuju tempat pembersihan yang terbuat dari bambu yang terletak di tengah taman. (Dadang Hermansyah/detikTravel)
Tahap akhir, setelah dibersihkan pusaka diolesi minyak khusus kemudian dibungkus kain putih dan disimpan kembali ke Pasucian Bumi alit. (Dadang Hermansyah/detikTravel)
Prosesi ini dipusatkan di Taman Borosngora Alun-alun Panjalu Senin (3/12/2018). (Dadang Hermansyah/detikTravel)