Inilah Pulau Sakhalin. Pantai berpasir hitam membentang sejauh mata memandang dengan hiasan salju (Miquel Ros/CNN Travel)
Bepergian ke Sakhalin hanya untuk liburan ke kotanya. Bangunannya bergaya Soviet yang mencolok, Landmark terkenalnya Victory Square (Miquel Ros/CNN Travel)
Ada pula Katedral Ortodoks Nativity dengan kubahnya yang berwarna emas dan di sebelahnya ada Museum Militer Yuzhno-Sakhalinsk sisa Perang Dunia II (Miquel Ros/CNN Travel)
Kota Yuzhno-Sakhalinsk termasuk sederhana dengan jalanan luas dan rapi. Ada bandara dengan penerbangan ke Moskow, Tokyo, Seoul, Sapporo dan daerah lainnya (Miquel Ros/CNN Travel)
Perjalanan ke Sakhalin dimulai dari ibu kotanya, Yuzhno-Sakhalinsk. Tank peninggalan perang (Miquel Ros/CNN Travel)
Seperti di seluruh Rusia, Perang Dunia II di sini dikenang dengan khusus dengan patung-patungnya (Miquel Ros/CNN Travel)
Museum Regional Sakhalin dibangun dengan gaya Jepang. Ada masyarakat adat Ainu yang menyebut Sakhalin adalah asal mereka di zaman prasejarah (Miquel Ros/CNN Travel)
Pada tahun 1945, Kota Sakhalin menjadi bagian Rusia lagi setelah 40 tahun dikuasai Jepang. Pulaunya disebut Karafuto dan Yuzhno-Sakhalinsk disebut Toyohara (Miquel Ros/CNN Travel)
Kulinernya banyak pilihan kerang, udang, ikan segar dan beku. Tempat membeli makanan laut ada di Pasar Uspekh Yuzhno-Sakhalinsk (Miquel Ros/CNN Travel)
Yang paling dicari adalah kepiting raja merah raksasa, yang tampak mengerikan dan hidup di laut Pasifik Utara, diekspor ke seluruh dunia (Miquel Ros/CNN Travel)
Sakhalin, pulau terbesar Rusia sepanjang 1.000 kilometer, terjepit di antara Laut Okhotsk di timur dan Laut Jepang di barat (Miquel Ros/CNN Travel)
Sakhalin adalah pulau yang jarang ditapaki wisatawan. Pengunjungnya, sebagian besar terkait eksploitasi ladang minyak dan gas lepas pantai (Miquel Ros/CNN Travel)