Potret Persiapan Pawai Ogoh-ogoh Modern di Bali

Ogoh-ogoh yang memanfaatkan teknologi terkini ini dibuat oleh Sekaa Teruna Satwika, Banjar Jematang, Dauh Puri Kauh, Denpasar Barat (Aditya Mardiastuti/detikTravel)
Ogoh-ogoh yang mereka buat mengambil tema Bima Bhaksa dengan tokoh Rsi Drona, Bima, serta raksasa kembar bernama Rukmakala dan Rukmuka (Aditya Mardiastuti/detikTravel)
Ogoh-ogoh ini dijalankan menggunakan perintah suara, dengan perintah 'Hidupkan Bima' kepala ogoh-ogoh Bima itu bisa bergerak ke kanan maupun kiri (Aditya Mardiastuti/detikTravel)
Satu hari sebelum Nyepi, umat Hindu di Bali menggelar pawai ogoh-ogoh. Tahun ini ada pelarangan sound system sebagai musik pengiring (Aditya Mardiastuti/detikTravel)
Pelarangan itu menjadikan tantangan bagi anak muda untuk mengaransemen gamelan buat pawai ogoh-ogoh nanti (Aditya Mardiastuti/detikTravel)
Mereka terlihat sibuk memainkan ceng-ceng, reong, kempur hingga kajar mengikuti irama kendang (Aditya Mardiastuti/detikTravel)
Terlihat sejumlah anak-anak duduk bersila mengelilingi seorang pengendang (Aditya Mardiastuti/detikTravel)
Ogoh-ogoh Banjar Jematang ini memiliki tinggi 4,5 meter dan berbobot sekitar 300 kg. Ogoh-ogoh yang bisa berputar dan bergerak menggunakan sensor suara dari ponsel yang tersambung bluetooth (Aditya Mardiastuti/detikTravel)
Ogoh-ogoh yang memanfaatkan teknologi terkini ini dibuat oleh Sekaa Teruna Satwika, Banjar Jematang, Dauh Puri Kauh, Denpasar Barat (Aditya Mardiastuti/detikTravel)
Ogoh-ogoh yang mereka buat mengambil tema Bima Bhaksa dengan tokoh Rsi Drona, Bima, serta raksasa kembar bernama Rukmakala dan Rukmuka (Aditya Mardiastuti/detikTravel)
Ogoh-ogoh ini dijalankan menggunakan perintah suara, dengan perintah Hidupkan Bima kepala ogoh-ogoh Bima itu bisa bergerak ke kanan maupun kiri (Aditya Mardiastuti/detikTravel)
Satu hari sebelum Nyepi, umat Hindu di Bali menggelar pawai ogoh-ogoh. Tahun ini ada pelarangan sound system sebagai musik pengiring (Aditya Mardiastuti/detikTravel)
Pelarangan itu menjadikan tantangan bagi anak muda untuk mengaransemen gamelan buat pawai ogoh-ogoh nanti (Aditya Mardiastuti/detikTravel)
Mereka terlihat sibuk memainkan ceng-ceng, reong, kempur hingga kajar mengikuti irama kendang (Aditya Mardiastuti/detikTravel)
Terlihat sejumlah anak-anak duduk bersila mengelilingi seorang pengendang (Aditya Mardiastuti/detikTravel)
Ogoh-ogoh Banjar Jematang ini memiliki tinggi 4,5 meter dan berbobot sekitar 300 kg. Ogoh-ogoh yang bisa berputar dan bergerak menggunakan sensor suara dari ponsel yang tersambung bluetooth (Aditya Mardiastuti/detikTravel)