Foto: Museum Bir Kebanggaan China

Inilah Tsingtao Beer Museum di Qingdao, China dalam kawasan The World of Tsingtao. Setelah puas belajar sejarah pabrik bir ini, traveler bisa berkunjung ke museumnya. (Bonauli/detikcom)

Di dalam museum ini, traveler akan melihat berbagai mesin pertama yang digunakan oleh brewery Tsingtao. Bahkan ada motor elektrik yang dibuat pada tahun 1896 dan masih berfungsi sampai sekarang. (Bonauli/detikcom)

Yang menarik, bukan cuma peralatan saja, ada diorama dan proyektor yang membantu traveler untuk membayangkan proses pembuatan bir. Gandum-gandum yang dimasukkan ke mesin penggiling dibuat nyata. (Bonauli/detikcom)

Bangunan museum dibagi menjadi beberapa lantai dengan ruang-ruang tersendiri. Ada pula diorama ilmuwan yang sedang melakukan tes terhadap ramuan bir.

Masuk ke dalam ruangan khusus material mentah, traveler akan melihat bahan-bahan utama yag digunakan dalam brewery ini. Ada 3 bahan utama yaitu gandum, hops dan air. (Bonauli/detikcom)

Tak cuma sekedar berkeliling dan melihat proses pembuatan bir. Traveler akan diajak untuk merasakan dan menilai kualitas gandum yang digunakan Tsingtao selama beratus-ratus tahun. (Bonauli/detikcom)

Telah berusia lebih dari 100 tahun, Tsingtao Brewery melakukan perubahan dalam mengolah limbah bir. Contohnya saja abu batu bara yang digunakan dalam brewing akan diolah kembali menjadi bata. (Bonauli/detikcom)

Selanjutnya, traveler akan dibawa ke ruangan yang lebih gelap dan lembab. Inilah tempat bir-bir tersebut difermentasi atau secondary fermentation. Setelah lewat 20 hari, bir akan siap dalam varian raw. Rasanya ringan dan segar. (Bonauli/detikcom)

Raw beer akan bertahan sampai 1 bulan. Bir akan memiliki karakter yang lebih kuat bila difermentasikan sampai 45 hari. Rasa yang diberikan lebih tajam dan berkarakter. (Bonauli/detikcom)

Ada cafetaria di ujung ruang secondary fermentation. Traveler bisa merasakan kesegaran raw beer Tsingtao gratis dengan menunjukkan tiket masuk. Selain satu gelas besar bir, traveler juga dikasih kacang Tsingtao. (Bonauli/detikcom)

Sembari keluar dari museum, wisatawan akan diajak untuk melihat langsung pengepakan bir saat ini. Dalam satu menit saja ada 50 kaleng yang dikemas. Wow! (Bonauli/detikcom)

Ada sebuah wahana yang bisa kamu coba. Berbentuk kotak dengan pintu masuk berbentuk botol bir, inilah Drunken House atau rumah mabuk. (Bonauli/detikcom)

Begitu masuk ke dalam, kamu akan merasa seperti sedang mabuk. Wahana ini menggunakan kemiringan 18 derajat dan ilusi optik untuk membuat pengunjung di dalamnya pusing seperti sedang mabuk. (Bonauli/detikcom)

Setelah lelah berjalan-jalan di museum ini, traveler bisa beristirahat dengan menikmati segelas raw beer gratis yang ditukar dengan tiket masuk. (Bonauli/detikcom)

Ada toko oleh-oleh yang menjual bir Tsingtao dalam berbagai jenis rasa dan kaleng. Tapi juga kacang dan masker bir yang bisa kamu nikmati. Merchandise berupa botol minum dan kaos juga ada lho! (Bonauli/detikcom)

Inilah aneka varian bir Tsingtao yang telah mendunia. (Bonauli/detikcom)
Inilah Tsingtao Beer Museum di Qingdao, China dalam kawasan The World of Tsingtao. Setelah puas belajar sejarah pabrik bir ini, traveler bisa berkunjung ke museumnya. (Bonauli/detikcom)
Di dalam museum ini, traveler akan melihat berbagai mesin pertama yang digunakan oleh brewery Tsingtao. Bahkan ada motor elektrik yang dibuat pada tahun 1896 dan masih berfungsi sampai sekarang. (Bonauli/detikcom)
Yang menarik, bukan cuma peralatan saja, ada diorama dan proyektor yang membantu traveler untuk membayangkan proses pembuatan bir. Gandum-gandum yang dimasukkan ke mesin penggiling dibuat nyata. (Bonauli/detikcom)
Bangunan museum dibagi menjadi beberapa lantai dengan ruang-ruang tersendiri. Ada pula diorama ilmuwan yang sedang melakukan tes terhadap ramuan bir.
Masuk ke dalam ruangan khusus material mentah, traveler akan melihat bahan-bahan utama yag digunakan dalam brewery ini. Ada 3 bahan utama yaitu gandum, hops dan air. (Bonauli/detikcom)
Tak cuma sekedar berkeliling dan melihat proses pembuatan bir. Traveler akan diajak untuk merasakan dan menilai kualitas gandum yang digunakan Tsingtao selama beratus-ratus tahun. (Bonauli/detikcom)
Telah berusia lebih dari 100 tahun, Tsingtao Brewery melakukan perubahan dalam mengolah limbah bir. Contohnya saja abu batu bara yang digunakan dalam brewing akan diolah kembali menjadi bata. (Bonauli/detikcom)
Selanjutnya, traveler akan dibawa ke ruangan yang lebih gelap dan lembab. Inilah tempat bir-bir tersebut difermentasi atau secondary fermentation. Setelah lewat 20 hari, bir akan siap dalam varian raw. Rasanya ringan dan segar. (Bonauli/detikcom)
Raw beer akan bertahan sampai 1 bulan. Bir akan memiliki karakter yang lebih kuat bila difermentasikan sampai 45 hari. Rasa yang diberikan lebih tajam dan berkarakter. (Bonauli/detikcom)
Ada cafetaria di ujung ruang secondary fermentation. Traveler bisa merasakan kesegaran raw beer Tsingtao gratis dengan menunjukkan tiket masuk. Selain satu gelas besar bir, traveler juga dikasih kacang Tsingtao. (Bonauli/detikcom)
Sembari keluar dari museum, wisatawan akan diajak untuk melihat langsung pengepakan bir saat ini. Dalam satu menit saja ada 50 kaleng yang dikemas. Wow! (Bonauli/detikcom)
Ada sebuah wahana yang bisa kamu coba. Berbentuk kotak dengan pintu masuk berbentuk botol bir, inilah Drunken House atau rumah mabuk. (Bonauli/detikcom)
Begitu masuk ke dalam, kamu akan merasa seperti sedang mabuk. Wahana ini menggunakan kemiringan 18 derajat dan ilusi optik untuk membuat pengunjung di dalamnya pusing seperti sedang mabuk. (Bonauli/detikcom)
Setelah lelah berjalan-jalan di museum ini, traveler bisa beristirahat dengan menikmati segelas raw beer gratis yang ditukar dengan tiket masuk. (Bonauli/detikcom)
Ada toko oleh-oleh yang menjual bir Tsingtao dalam berbagai jenis rasa dan kaleng. Tapi juga kacang dan masker bir yang bisa kamu nikmati. Merchandise berupa botol minum dan kaos juga ada lho! (Bonauli/detikcom)
Inilah aneka varian bir Tsingtao yang telah mendunia. (Bonauli/detikcom)