Foto: Tradisi Bakar Tongkang di Bagansiapiapi

Masyarakat Tionghoa tumpah ruah ke jalan untuk mengikuti proses tradisi bakar tongkang di Bagansiapiapi. Mereka adalah keturunan perantauan dari Fujian, China. (Chaidir/detikcom)
Sebelum puncak acara, masyarakat Tionghoa melaksanakan ritual sembahyang di kelenteng. Ada 100 kelenteng yang terlibat dalam tradisi ini. (Chaidir/detikcom)
Salah satu kelenteng yang ramai dikunjungi adalah, Hokingking yang berada di jantung kota. (Chaidir/detikcom)
Aroma bakar hio sangat terasa di lokasi. Ditambah lagi asap yang mengepul membuat yang tak biasa akan terasa sesak. (Chaidir/detikcom)
Tradisi yang sudah berjalan 135 tahun ini mampu menyedot 50 ribu wisatawan. Mereka berbaris dari depan kelenteng hingga memanjang seratusan meter. (Chaidir/detikcom)
Tongkang yang diarak ukurannya 8x2 meter dengan tiang layar dari kontruksi dari kayu. Dinding kapal tongkang ini hanya dilipasi kertas berwana warni. (Chaidir/detikcom)
Tongkang dibawa ke lokasi pembakaran tongkang. Tradisi membakar tongkang ini mengenang tekad leluhur untuk merantau tanpa pulang kembali (Chaidir/detikcom)
Bupati Rohil, Suyatno dan para pejabat daerah naik ke atas kapal menaburkan kertas untuk pembakaran. (Chaidir/detikcom)
Begitu para pejabat pemerintah ini turun, proses pembakaran mulai dilakukan. Jutaan lembar tumpukan kertas tadi mulai disulut api. (Chaidir/detikcom)
Secepat kilat api menyambar ke seluruh tumpukan kertas dan kapal tongkang tadi. Api yang membakar membuat suasana sekitarnya menjadi panas. (Chaidir/detikcom)
Tumpukan kertas pun menjadi lautan api yang memerah. Di saat api membara, hawa panas sangat terasa berjarak 50 meter. (Chaidir/detikcom)
Saat api membara inilah, seluruh perserta juga melemparkan hio yang mereka bawa ke lokasi. Selama proses pembakaran berlangsung, seluruh perserta berdoa. (Chaidir/detikcom)
Arah jatuh tiang kapal menjadi pertanda arah sumber rezeki, tahun ini jatuhnya ke arah laut, jadi rezeki akan datang dari laut. Acara pun selesai (Chaidir/detikcom)
Masyarakat Tionghoa tumpah ruah ke jalan untuk mengikuti proses tradisi bakar tongkang di Bagansiapiapi. Mereka adalah keturunan perantauan dari Fujian, China. (Chaidir/detikcom)
Sebelum puncak acara, masyarakat Tionghoa melaksanakan ritual sembahyang di kelenteng. Ada 100 kelenteng yang terlibat dalam tradisi ini. (Chaidir/detikcom)
Salah satu kelenteng yang ramai dikunjungi adalah, Hokingking yang berada di jantung kota. (Chaidir/detikcom)
Aroma bakar hio sangat terasa di lokasi. Ditambah lagi asap yang mengepul membuat yang tak biasa akan terasa sesak. (Chaidir/detikcom)
Tradisi yang sudah berjalan 135 tahun ini mampu menyedot 50 ribu wisatawan. Mereka berbaris dari depan kelenteng hingga memanjang seratusan meter. (Chaidir/detikcom)
Tongkang yang diarak ukurannya 8x2 meter dengan tiang layar dari kontruksi dari kayu. Dinding kapal tongkang ini hanya dilipasi kertas berwana warni. (Chaidir/detikcom)
Tongkang dibawa ke lokasi pembakaran tongkang. Tradisi membakar tongkang ini mengenang tekad leluhur untuk merantau tanpa pulang kembali (Chaidir/detikcom)
Bupati Rohil, Suyatno dan para pejabat daerah naik ke atas kapal menaburkan kertas untuk pembakaran. (Chaidir/detikcom)
Begitu para pejabat pemerintah ini turun, proses pembakaran mulai dilakukan. Jutaan lembar tumpukan kertas tadi mulai disulut api. (Chaidir/detikcom)
Secepat kilat api menyambar ke seluruh tumpukan kertas dan kapal tongkang tadi. Api yang membakar membuat suasana sekitarnya menjadi panas. (Chaidir/detikcom)
Tumpukan kertas pun menjadi lautan api yang memerah. Di saat api membara, hawa panas sangat terasa berjarak 50 meter. (Chaidir/detikcom)
Saat api membara inilah, seluruh perserta juga melemparkan hio yang mereka bawa ke lokasi. Selama proses pembakaran berlangsung, seluruh perserta berdoa. (Chaidir/detikcom)
Arah jatuh tiang kapal menjadi pertanda arah sumber rezeki, tahun ini jatuhnya ke arah laut, jadi rezeki akan datang dari laut. Acara pun selesai (Chaidir/detikcom)