Foto: Desa yang Kehilangan Negaranya

 Desa Turtuk berada di daratan tinggi Ladakh, Negara Bagian Jammu dan Kashmir, India. Satu-satunya jalan keluar-masuk ke sana adalah melalui Kota Leh. Jaraknya 250 km, meliak-liuk di pegunungan dan medan yang berat (BBC Travel)

Desa Turtuk berada di Lembah Nubra dan dikelilingi Sungai Shyok. Dulunya, desa ini merupakan bagian dari Pakistan (BBC Travel)

Sejarahnya, di tahun 1971 ketika peperangan antara India dan Pakistan. India akhirnya menguasai Turtuk karena dinilai merupakan wilayah yang berbahaya, lantas mengisolasi desanya (BBC Travel)

Penduduk Desa Turtuk sendiri mayoritas adalah Muslim. Mereka disebut Muslim Noorbakshia, yang bahasanya Balti (suatu bahasa Tibet dengan dialek terkuno) (BBC Travel)

Untungnya ketika pemerintah India menduduki desa tersebut di zaman dulu, tidak ada paksaan pindah agama atau lainnya. Penduduk Desa Turtuk tetap dibiarkan dengan agama yang dianutnya (BBC Travel)

Tahun 2010, Desa Turtuk sudah terbuka untuk wisata. Meski yang datang belum banyak, tetapi mereka senang ketika ada turis yang datang dan akan mengenalkan kehidupan mereka (BBC Travel)

Desa Turtuk hidup dengan damai, penduduknya saling bahu-membahu. Mereka pun sudah lama mengikhlaskan untuk pindah kewarganegaraan menjadi orang India (Arie Budi Prasetyo/d'Traveler)

 Desa Turtuk berada di daratan tinggi Ladakh, Negara Bagian Jammu dan Kashmir, India. Satu-satunya jalan keluar-masuk ke sana adalah melalui Kota Leh. Jaraknya 250 km, meliak-liuk di pegunungan dan medan yang berat (BBC Travel)
Desa Turtuk berada di Lembah Nubra dan dikelilingi Sungai Shyok. Dulunya, desa ini merupakan bagian dari Pakistan (BBC Travel)
Sejarahnya, di tahun 1971 ketika peperangan antara India dan Pakistan. India akhirnya menguasai Turtuk karena dinilai merupakan wilayah yang berbahaya, lantas mengisolasi desanya (BBC Travel)
Penduduk Desa Turtuk sendiri mayoritas adalah Muslim. Mereka disebut Muslim Noorbakshia, yang bahasanya Balti (suatu bahasa Tibet dengan dialek terkuno) (BBC Travel)
Untungnya ketika pemerintah India menduduki desa tersebut di zaman dulu, tidak ada paksaan pindah agama atau lainnya. Penduduk Desa Turtuk tetap dibiarkan dengan agama yang dianutnya (BBC Travel)
Tahun 2010, Desa Turtuk sudah terbuka untuk wisata. Meski yang datang belum banyak, tetapi mereka senang ketika ada turis yang datang dan akan mengenalkan kehidupan mereka (BBC Travel)
Desa Turtuk hidup dengan damai, penduduknya saling bahu-membahu. Mereka pun sudah lama mengikhlaskan untuk pindah kewarganegaraan menjadi orang India (Arie Budi Prasetyo/dTraveler)