Foto: Mesin Waktu Menuju ke Naskah Proklamasi

Museum Perumusan Naskah Proklamasi di Jl Imam Bonjol, Jakarta Pusat dulunya Laksamana Muda Tadashi Maeda, seorang perwira Jepang. Tampak banner 16-8-45 menandai malam penulisan Naskah Proklamasi (Tasya/detikcom)
Museum ini mengikuti perkembangan teknologi. Di bagian depan, virtual assistant akan membantu Anda untuk mengetahui berbagai informasi terkait museum dan sejarah pembuatan Naskah Proklamasi. (Tasya/detikcom)
Ini adalah ruang di mana Ir Sukarno, Mohammad Hatta dan Ahmad Subarjo berbincang dengan pemilik rumah, Tadashi Maeda. Saat itu juga mereka diizinkan untuk merumuskan Naskah Proklamasi di dalam rumahnya. (Tasya/detikcom)
Perumusan Naskah Proklamasi dilakukan oleh Ir Sukarno, Mohammad Hatta dan Ahmad Subarjo di ruang makan. Kita seperti terhisap mesin waktu ke malam penting itu (Tasya/detikcom)
Setelah disepakati, naskah proklamasi diketik oleh Sayuti Melik yang didampingi oleh BM Diah. Anda akan menemukan patung Melik dan BM Diah di ruangan kecil sebelah dapur. (Tasya/detikcom)
Piano ini merupakan tempat Ir Sukarno menandatangani teks proklamasi yang telah disetujui oleh para tokoh-tokoh yang hadir. Piano tua ini berwarna coklat berada di bawah tangga depan ruang pengetikan. (Tasya/detikcom)
Ini adalah naskah proklamasi yang ditulis Bung Karno pada secarik kertas. Ahmad Soebarjo memberikan kalimat, dilanjutkan Ir Sukarno dan Mohammad Hatta yang memberikan kalimat kedua. (Tasya/detikcom)
Naskah proklamasi yang diketik oleh Sayuti Melik mengalami beberapa perubahan. Kata 'tempoh' menjadi 'tempo', kata 'wakil-wakil Bangsa Indonesia' berubah menjadi 'Atas nama Bangsa Indonesia'. Perubahan juga dilakukan pada penulisan hari, bulan dan tahun. (Tasya/detikcom)
Koleksi barang pribadi milik tokoh-tokoh yang hadir saat perumusan Naskah Proklamasi akan Anda temukan pada lantai ke 2 museum. Terdapat topi, dasi, jas dan pakaian lainnya yang diletakkan di dalam etalase. (Tasya/detikcom)
Bukan hanya wisata sejarah, tetapi museum ini mempunyai banyak kegiatan di dalamnya. Mereka memberikan edukasi pada para siswa sambil belajar sejarah hingga ada game menarik. (Tasya/detikcom)