Kisah Naskah Proklamasi Versi Sjahrir dan Tugu Kemerdekaan di Cirebon

Sejarah mencatat, Cirebon merdeka lebih dulu dari Jakarta dengan Naskah Proklamasi dari Sjahrir. Tugu Proklamasi Cirebon jadi saksi sunyi peristiwa itu. (Sudirman Wamad/detikcom)
Pembacaan naskah Proklamasi dilakukan di Alun-alun Kejaksan Cirebon pada 15 Agustus 1945. Tandanya, adalah Tugu Proklamasi yang pelan-pelan dilupakan semua orang. (Sudirman Wamad/detikcom)
Sebuah prasasti terpasang di sana tahun 1946, sepertinya menunjukan pengakuan Presiden Sukarno terhadap apa yang dilakukan tokoh pemuda di Cirebon saat itu. (Sudirman Wamad/detikcom)
Naskah Proklamasi versi Sjahrir ini dibacakan tokoh pergerakan dr Soedarsono  yang kemudian menjadi Mendagri pada Kabinet Sjahrir II sekaligus ayah mantan Menhan Juwono Soedarsono. (Sudirman Wamad/detikcom)
Sejarawan Cirebon, Nurdin M Moer menyebutkan dr Soedarsono tergabung dalam kelompok Sjahrir. Usai Jepang takluk, dr Soedarsono membacakan Naskah Proklamasi di Alun-alun Cirebon (Sudirman Wamad/detikcom)
Sayang sekali, Naskah Proklamasi versi Sjahrir yang dibacakan Soedarsono itu hilang. Meski begitu, wisatawan masih bisa melihat Tugu Proklamasinya di dekat Masjid Agung At Taqwa, Cirebon (Sudirman Wamad/detikcom)
Sejarah mencatat, Cirebon merdeka lebih dulu dari Jakarta dengan Naskah Proklamasi dari Sjahrir. Tugu Proklamasi Cirebon jadi saksi sunyi peristiwa itu. (Sudirman Wamad/detikcom)
Pembacaan naskah Proklamasi dilakukan di Alun-alun Kejaksan Cirebon pada 15 Agustus 1945. Tandanya, adalah Tugu Proklamasi yang pelan-pelan dilupakan semua orang. (Sudirman Wamad/detikcom)
Sebuah prasasti terpasang di sana tahun 1946, sepertinya menunjukan pengakuan Presiden Sukarno terhadap apa yang dilakukan tokoh pemuda di Cirebon saat itu. (Sudirman Wamad/detikcom)
Naskah Proklamasi versi Sjahrir ini dibacakan tokoh pergerakan dr Soedarsono  yang kemudian menjadi Mendagri pada Kabinet Sjahrir II sekaligus ayah mantan Menhan Juwono Soedarsono. (Sudirman Wamad/detikcom)
Sejarawan Cirebon, Nurdin M Moer menyebutkan dr Soedarsono tergabung dalam kelompok Sjahrir. Usai Jepang takluk, dr Soedarsono membacakan Naskah Proklamasi di Alun-alun Cirebon (Sudirman Wamad/detikcom)
Sayang sekali, Naskah Proklamasi versi Sjahrir yang dibacakan Soedarsono itu hilang. Meski begitu, wisatawan masih bisa melihat Tugu Proklamasinya di dekat Masjid Agung At Taqwa, Cirebon (Sudirman Wamad/detikcom)