Foto: Lihat Lagi Festival Keren Rowo Bayu yang Mirip Desa Penari

Rowo Bayu ada di Desa Bayu, Kecamatan Songgon, Banyuwangi. Tempat ini jadi pusat kegiatan HUT Banyuwangi tanggal 18 Desember lalu (Ardian Fanani/detikcom)


Meski dibantah bukan lokasi cerita KKN di Desa Penari, netizen tidak percaya. Padahal ini tempat wana wisata dan festival sejarah (Ardian Fanani/detikcom)


Di Rowo Bayu tahun 1771-1772 menjadi tempat rakyat Blambangan berperang melawan penjajah Belanda. Itulah momentum lahirnya Kabupaten Banyuwangi. (Ardian Fanani/detikcom)


Dalam festival ini ada Napak Tilas jalan sepanjang 10 Km yang menjadi jalur perang Puputan Bayu. Dari Desa Parangharjo menuju hutan Rowo Bayu (Ardian Fanani/detikcom).

Sepanjang rute yang dilalui peserta, warga dengan sukarela menyiapkan makanan dan minuman ringan gratis untuk para peserta napak tilas. (Ardian Fanani/detikcom)



Selain itu, dalam Festival Rowo Bayu juga digelar kirab pusaka dan kirab tumpeng hasil bumi sejauh 3 km dan finish di petilasan Prabu Tawangalun di Rowo Bayu. (Ardian Fanani/detikcom)


Berbagai atraksi juga ditampilkan. Dari musik tradisional Banyuwangi rebana hingga lantunan lagu-lagu Using hingga atraksi Barong Kumbo. (Ardian Fanani/detikcom)


Di akhir kirab pusaka, warga menggelar tabur dawet kolam Rowo Bayu. Ini sebagai bentuk syukur dan pengharapan warga tentang kesuburan. (Ardian Fanani/detikcom)
Rowo Bayu ada di Desa Bayu, Kecamatan Songgon, Banyuwangi. Tempat ini jadi pusat kegiatan HUT Banyuwangi tanggal 18 Desember lalu (Ardian Fanani/detikcom)
Meski dibantah bukan lokasi cerita KKN di Desa Penari, netizen tidak percaya. Padahal ini tempat wana wisata dan festival sejarah (Ardian Fanani/detikcom)
Di Rowo Bayu tahun 1771-1772 menjadi tempat rakyat Blambangan berperang melawan penjajah Belanda. Itulah momentum lahirnya Kabupaten Banyuwangi. (Ardian Fanani/detikcom)
Dalam festival ini ada Napak Tilas jalan sepanjang 10 Km yang menjadi jalur perang Puputan Bayu. Dari Desa Parangharjo menuju hutan Rowo Bayu (Ardian Fanani/detikcom).
Sepanjang rute yang dilalui peserta, warga dengan sukarela menyiapkan makanan dan minuman ringan gratis untuk para peserta napak tilas. (Ardian Fanani/detikcom)
Selain itu, dalam Festival Rowo Bayu juga digelar kirab pusaka dan kirab tumpeng hasil bumi sejauh 3 km dan finish di petilasan Prabu Tawangalun di Rowo Bayu. (Ardian Fanani/detikcom)
Berbagai atraksi juga ditampilkan. Dari musik tradisional Banyuwangi rebana hingga lantunan lagu-lagu Using hingga atraksi Barong Kumbo. (Ardian Fanani/detikcom)
Di akhir kirab pusaka, warga menggelar tabur dawet kolam Rowo Bayu. Ini sebagai bentuk syukur dan pengharapan warga tentang kesuburan. (Ardian Fanani/detikcom)