Foto: Penampakan Rumah Sakit Tertua di Indonesia

Inilah Rumah Sakit (RS) Dustira di Cimahi. Lokasi tepatnya ada di Jalan Dustira. Bangunan ini merupakan salah satu rumah sakit tertua di Indonesia (Yudha/detikcom)

Dibangun pada abad ke-18, Militaire Hospital merupakan tempat perawatan tentara Belanda yang terluka di medan perang. Bangunannya masih belum banyak berubah (Yudha/detikcom)

Rumah sakit ini pun jadi salah satu sarana penunjang komando militer atau Garnisun Belanda di Kota Cimahi (Yudha/detikcom)

Pasca kekalahan Belanda dari Inggris pada tahun 1811, Cimahi pun dipilih sebagai komando militer karena lokasinya yang strategis. Untuk menunjang itu Belanda membangun rumah sakit ini (Yudha/detikcom)  

Pada tahun 1949, saat kemerdekaan RI diakui oleh Kerajaan Belanda. Rumah sakit ini diserahterimakan kepada TNI yang diwakili oleh Letkol dr. Raden Kornel Singawinata (Letkol Singawinata) (Yudha/detikcom)

Rumah sakit ini pun berganti nama dari Militaire Hospital menjadi Rumah Sakit Territorium III dengan Letkol Singawinata menjadi kepala rumah sakitnya  (Yudha/detikcom)

Tujuh tahun kemudian, Panglima Territorium III, Kolonel Kawilarang memberi nama Rumah Sakit Dustira. Atas jasanya, patung Raden Kornel Singawinata dibangun di RS ini (Yudha/detikcom)

Nama Dustira di RS ini merupakan penghargaan kepada Mayor dr. Dustira Prawiraamidjaya yang berjasa dalam mengobati prajurit Territorium III di masa perjuangan melawan penjajah (Yudha/detikcom)

Hingga saat ini, rumah sakit seluas 14 hektare tersebut masih berdiri kokoh. Traveler bisa wisata sejarah di sini dipandu oleh Machmud Mubarok, Ketua Tjimahi Heritage (Yudha/detikcom)

Menurut Kang Mac, RS Dustira pertama kali dibangun pada 1897. Berbeda dengan tulisan di pintu gerbang yakni 1887. Itu berarti RS ini sudah berusia 122 tahun. Keren! (Yudha/detikcom)  

Inilah Rumah Sakit (RS) Dustira di Cimahi. Lokasi tepatnya ada di Jalan Dustira. Bangunan ini merupakan salah satu rumah sakit tertua di Indonesia (Yudha/detikcom)
Dibangun pada abad ke-18, Militaire Hospital merupakan tempat perawatan tentara Belanda yang terluka di medan perang. Bangunannya masih belum banyak berubah (Yudha/detikcom)
Rumah sakit ini pun jadi salah satu sarana penunjang komando militer atau Garnisun Belanda di Kota Cimahi (Yudha/detikcom)
Pasca kekalahan Belanda dari Inggris pada tahun 1811, Cimahi pun dipilih sebagai komando militer karena lokasinya yang strategis. Untuk menunjang itu Belanda membangun rumah sakit ini (Yudha/detikcom)  
Pada tahun 1949, saat kemerdekaan RI diakui oleh Kerajaan Belanda. Rumah sakit ini diserahterimakan kepada TNI yang diwakili oleh Letkol dr. Raden Kornel Singawinata (Letkol Singawinata) (Yudha/detikcom)
Rumah sakit ini pun berganti nama dari Militaire Hospital menjadi Rumah Sakit Territorium III dengan Letkol Singawinata menjadi kepala rumah sakitnya  (Yudha/detikcom)
Tujuh tahun kemudian, Panglima Territorium III, Kolonel Kawilarang memberi nama Rumah Sakit Dustira. Atas jasanya, patung Raden Kornel Singawinata dibangun di RS ini (Yudha/detikcom)
Nama Dustira di RS ini merupakan penghargaan kepada Mayor dr. Dustira Prawiraamidjaya yang berjasa dalam mengobati prajurit Territorium III di masa perjuangan melawan penjajah (Yudha/detikcom)
Hingga saat ini, rumah sakit seluas 14 hektare tersebut masih berdiri kokoh. Traveler bisa wisata sejarah di sini dipandu oleh Machmud Mubarok, Ketua Tjimahi Heritage (Yudha/detikcom)
Menurut Kang Mac, RS Dustira pertama kali dibangun pada 1897. Berbeda dengan tulisan di pintu gerbang yakni 1887. Itu berarti RS ini sudah berusia 122 tahun. Keren! (Yudha/detikcom)