Melihat Tradisi Merawat Mata Air 'Reresik Sumur Pitu'

Sebelum ritual dilaksanakan, prosesi diawali dengan arak-arakan dari lapangan desa menuju sumber mata air. (Foto: Rinto Heksantoro/detikcom)

Rombongan kirab yang terdiri dari prajurit, dalang, pembawa dupa, kidung rinonce, lurah, hapsara hapsari, warga setempat hingga pembawa gunungan hasil bumi berjalan membelah desa. (Foto: Rinto Heksantoro/detikcom)

Setiba di pintu masuk area sumber mata air, rombongan kirab disambut suara rebana bertalu-talu. (Foto: Rinto Heksantoro/detikcom)

Ritual utama bertempat di area Sumur Kemloko. Menurut Ketua Panitia Penyelenggara Teguh Suyono (40), wilayah ini merupakan sumber mata air alami yang sudah ada sejak zaman nenek moyang dan hingga kini masih dikeramatkan. (Foto: Rinto Heksantoro/detikcom)

Di area itu, terdapat 7 sendang atau sumur dengan nama yang berbeda antara lain sumur pancur, sumur buthek, sumur lanang, sumur wedok, sumur planangan, sumur pandansari 1 dan sumur pandansari 2. (Foto: Rinto Heksantoro/detikcom)

Foto: Rinto Heksantoro/detikcom

Selain mengambil air suci, seperangkat kuda lumping beserta pemainnya juga ikut dijamas atau dibersihkan. (Foto: Rinto Heksantoro/detikcom)

Ritual kemudian ditutup dengan rebutan gunungan hasil bumi.  Masyarakat percaya akan mendapat berkah dan rezeki yang melimpah jika bisa mendapatkan makanan atau hasil bumi dari gunungan itu. (Foto: Rinto Heksantoro/detikcom)

Sebelum ritual dilaksanakan, prosesi diawali dengan arak-arakan dari lapangan desa menuju sumber mata air. (Foto: Rinto Heksantoro/detikcom)
Rombongan kirab yang terdiri dari prajurit, dalang, pembawa dupa, kidung rinonce, lurah, hapsara hapsari, warga setempat hingga pembawa gunungan hasil bumi berjalan membelah desa. (Foto: Rinto Heksantoro/detikcom)
Setiba di pintu masuk area sumber mata air, rombongan kirab disambut suara rebana bertalu-talu. (Foto: Rinto Heksantoro/detikcom)
Ritual utama bertempat di area Sumur Kemloko. Menurut Ketua Panitia Penyelenggara Teguh Suyono (40), wilayah ini merupakan sumber mata air alami yang sudah ada sejak zaman nenek moyang dan hingga kini masih dikeramatkan. (Foto: Rinto Heksantoro/detikcom)
Di area itu, terdapat 7 sendang atau sumur dengan nama yang berbeda antara lain sumur pancur, sumur buthek, sumur lanang, sumur wedok, sumur planangan, sumur pandansari 1 dan sumur pandansari 2. (Foto: Rinto Heksantoro/detikcom)
Foto: Rinto Heksantoro/detikcom
Selain mengambil air suci, seperangkat kuda lumping beserta pemainnya juga ikut dijamas atau dibersihkan. (Foto: Rinto Heksantoro/detikcom)
Ritual kemudian ditutup dengan rebutan gunungan hasil bumi.  Masyarakat percaya akan mendapat berkah dan rezeki yang melimpah jika bisa mendapatkan makanan atau hasil bumi dari gunungan itu. (Foto: Rinto Heksantoro/detikcom)